Isu Pertahanan Dalam Debat Kedua Capres, Pengamat: Sebagian Besar Hanya Mengupas Kulitnya

Isu pertahanan dalam debat kedua capres dinilai tidak dibahas secara komprehensif. (Foto: Instagram/@kemhanri)

PARBOABOA, Jakarta - Debat kedua capres yang membahas tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik telah usai. 

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, secara umum, masing-masing kandidat telah menyampaikan gagasannya untuk membentuk sekaligus mendukung sistem pertahanan yang baik ke depan.  

"Saya kira sudah bisa memotret beragam persoalan dan tantangan. Mereka kemudian menawarkan gagasan-gagasan dan agenda untuk menjawabnya. Terlihat paparan semua Capres berisi gagasan-gagasan baik dan bermanfaat," kata Fahmi kepada PARBOABOA, Senin (8/1/2024).

Khairul menegaskan, jika dikelompokkan, semua paslon telah bicara soal desain postur dan sistem pertahanan yang akan dibangun. 

Antara lain kata Khairul mereka bicara soal modernisasi alutsista, pertahanan siber, soal profesionalisme dan kompetensi SDM, pengembangan teknologi, industri pertahanan dalam negeri hingga soal kesejahteraan prajurit.

Numun, meskipun gagasan-gagasan yang diusung terlihat baik dan bermanfaat, sebagian besar hanya bersifat permukaan.

Menurut Khairul, hal ini disebabkan selain karena keterbatasan waktu juga karena masing-masing kandidat fokus untuk menyerang kandidat lain dengan pertanyaan dan jawaban yang tendensius.     

"Sayangnya, sebagian besar hanya mengupas kulitnya. Keterbatasan waktu mengakibatkan para Capres kurang leluasa mengelaborasi gagasannya." 

"Apalagi para capres hanya terlihat lebih sibuk melakukan serangan, sehingga waktu yang tersedia malah habis digunakan untuk melontarkan pertanyaan dan jawaban yang tendesius dan dangkal ketimbang memanfaatkannya sebai peluang menggali dan memberi penjelasan," kata Khairul. 

Kahirul menambahkan, ketika perdebatannya berkutat soal hal-hal itu, dengan sendirinya menimbulkan kebingungan bagi masyarakat yang coba menangkap pesan dibalik penyampain visi-misi dan program kerja dalam debat.

"Hal itu mengundang pertanyaan apakah itu memang strategi yang sengaja dilakukan untuk menutupi keterbatasan pemahaman pada hal-hal yang lebih substantif atau bagaimana?" kata Khairul.

Sebelumnya, debat kedua capres yang berlangsung dalam enam segmen, isu pertahanan mendapat kritikan tajam dari capres 01, Anis Baswedan dan capres 03, Ganjar Pranowo.

Krtitikan itu menyasar capres 02, Prabowo Subianto yang saat ini menjabat sebagai menteri pertahanan. 

Capres Anies mengkritik fenomena ordal dalam pengadaan alusista di Kemenhan sekaligus mengkritik keterlibatan ordal dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), food estate.

Sementara itu, capres Ganjar menunjukkan data menurunya kinerja Kemenhan sekaligus mengkiritk rencana pembelian sejumlah jet tempur bekas, Mirage 2000-5 dari Qatar.

Capres Prabowo menjawab simpel dua kritikan dari pesaingnya di pilpres dengan mengatakan, sejumlah data yang dipaparkan banyak salah dan kelirunya.

Selain itu, ia mengendus, dua capres menjadikan sektor pertahanan sebagai isu politik tanpa menawarkan solusi konkrit untuk membentuk sistem pertahanan yang kuat dan dapat diandalakan di kemudian hari.

Editor: Rian
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS