PARBOABOA, Jakarta - Gaya hidup perkotaan (urban lifestyle) menjadi pilihan pengembangaan sektor pariwisata perkotaan belakangan ini.
Terbaru, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif(Disparekraf) DKI Jakarta bersama Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) meningkatkan pengalaman wisata dengan memprioritaskan urban lifestyle.
Langkah diambil sebagai upaya mencapai target kunjungan 36 juta wisatawan pada tahun 2024,.
Plt Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Jakarta Selatan, Iffan Radja, menjelaskan bahwa fokus pengembangan destinasi wisata terutama terkait dengan urban lifestyle, yang menjadi dasar pengembangan dari 17 subsektor ekonomi kreatif.
“Jakarta Selatan, khususnya, telah menjadi tempat banyaknya destinasi urban lifestyle, terutama dalam hal kuliner, yang semakin berkembang, terutama setelah pandemi COVID-19,” jelas Iffan di Jakarta, Jumat (3/05/2024)
Iffan menekankan bahwa dari 17 subsektor ekonomi kreatif, kuliner menjadi yang paling penting untuk diperhatikan, meskipun secara alamiah sifatnya dapat ditemui di daerah pedesaan.
Namun, pengembangan dalam hal ini perlu terus ditingkatkan di wilayah-wilayah perkotaan.
Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan destinasi wisata kuliner, taman, dan aspek lain yang berkaitan dengan urban lifestyle menjadi prioritas.
Target utamanya adalah untuk menarik perhatian kaum muda dan kalangan pekerja.
Memahami Urban lifestyle
Urban lifestyle dipahami sebagai wujud keberagaman dan perubahan yang khas dalam kehidupan masyarakat di pusat-pusat perkotaan.
Dalam bahasa Latin 'urbs,' yang artinya 'kota,'. Gaya hidup ini menggambarkan adaptasi masyarakat terhadap pola atau ritme hidup yang cepat dan transformatif di lingkungan perkotaan.
Seiring perkembangan teknologi dan kesadaran lingkungan, masyarakat urban juga semakin menunjukkan gaya hidup yang lebih dinamis dan berkelanjutan.
Perkembangan teknologi digital saat ini memberi ruang kemudahan dalam berkomunikasi dan berkolaborasi, sekaligus melampaui batas-batas geografis yang ada.
Hal ini menghubungkan masyarakat secara lebih luas dan inklusif, memperluas interaksi sosial secara praktis.
Selain itu, teknologi juga mempermudah akses terhadap informasi dan pengetahuan melalui platform digital. Dampaknya, masyarakat menjadi lebih kritis, aktif dan praktis untuk membantu aktivitas sehari-hari.
Kegiatan sehari-hari,seperti pekerjaan hingga hiburan, interaksi, serta mobilitas bahkan penentuan mobil menjadi cermin dari karakteristik gaya hidup modern di kota besar.
Gaya hidup masyarakat urban bisa dilihat dari kecepatan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Volume kerja yang tinggi dan semakin dinamis membutuhkan mobilitas tinggi. Gaya hidup ini juga mengubah konsep bekerja dari ruang kantor konvensional menjadi lingkungan yang lebih fleksibel.
Bahkan integrasi Co-Living dan Co-Working menjadi tren terkini bagi kelompok masyarakat ini.
Gabungan keduanya membuat pengalaman yang mulus bagi mereka yang menginginkan hidup dalam komunitas serta memiliki ruang kerja yang produktif.
Konsep ini menciptakan lingkungan di mana seseorang tidak hanya tinggal bersama.Tetapi dapat bekerja secara efisien, menumbuhkan kreativitas, memperluas jaringan, dan mendorong kolaborasi.
Apalagi kehadiran teknologi membuka peluang baru, memungkinkan kerja dari mana saja. Hal ini juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan kendaraan yang mendukung mobilitas tanpa batas.
Apa yang membuat lifestyle menarik? Yaitu bahwa gaya ini tidak hanya mengikuti trend zaman, melainkan juga berubah dan berkembang sesuai dengan kepribadian pemakainya, terlihat dari pemilihan pakaian mereka yang nyaman dan stylish.
Sebagai contoh, pemilihan mobil dengan desain modern juga menjadi bagian dari fashion mereka.
Bagi mereka, mobil juga dianggap sebagai rumah kedua selain sebagai sarana transportasi.
Dalam memenuhi kebutuhan gaya hidup yang selalu mobile, kelompok masyarakat urban ini, lebih memilih mobil pribadi yang dapat menyesuaikan dan mengakomodasi berbagai kebutuhan.
Pemilihan mobil juga dilihat sebagai cermin gaya hidup. Mobil dengan desainnya stylish jadi pilihan utama. Mereka juga cenderung memilih mobil listrik, sebagai langkah dan solusi mobilitas ramah lingkungan.
Terkait aspek hiburan, apapun bentuknya, kelompok ini melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk bersantai, melepas stres, dan menikmati waktu berkualitas.
Mereka juga memilih, konser musik, pertunjukan teater, atau sekadar santai di kafe sebagai alternatif hiburan.
Sementara dalam menghadapi mobilitas yang tinggi di ibu kota dengan lalu lintas yang padat, kaum urban sering menghabiskan sebagian besar waktu di jalan.
Bagi masyarakat yang menganut konsep ini, hiburan dan travelling seringkali dijadikan sarana healing untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari.