PARBOABOA, Jakarta - Paskah memiliki arti yang sangat mendalam. Perayaan ini bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan inti dari iman Kristiani yang menandai kebangkitan Yesus Kristus dari kematian.
Kebangkitan ini bukan hanya peristiwa historis, tetapi juga simbol kemenangan atas dosa dan kematian, serta wujud nyata kasih Allah yang tak terbatas kepada umat manusia.
Menurut ajaran Gereja Katolik, Yesus datang ke dunia untuk menebus dosa umat manusia melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.
Namun, puncak dari misi penyelamatan ini terjadi pada hari ketiga setelah wafat-Nya, ketika Ia bangkit dari kematian. Kebangkitan inilah yang menjadi inti perayaan Paskah yang membawa pesan harapan bagi umat manusia.
Dalam buku "Firman Hidup 68" karya Dr. Farel Panjaitan (2008), ditegaskan bahwa Paskah menjadi momen penting bagi umat Katolik untuk merenungkan pengorbanan Kristus serta memperdalam iman mereka.
Masa ini mengajak umat untuk masuk dalam refleksi spiritual dan memperkuat hubungan pribadi dengan Tuhan melalui doa dan pertobatan.
Tak hanya soal relasi dengan Tuhan, Paskah juga menjadi saat yang tepat untuk memperbaiki hubungan antar sesama.
Banyak umat Katolik memanfaatkan masa ini untuk melakukan aksi sosial sebagai perwujudan kasih Kristus dalam kehidupan nyata.
Dengan mengampuni dan mengasihi orang lain, mereka menghayati makna sejati Paskah yaitu kasih, pengampunan, dan penebusan.
Paskah juga mengandung nilai-nilai yang tetap relevan dalam kehidupan masa kini. Di tengah penderitaan dan tantangan hidup, Paskah menghadirkan harapan bahwa akan selalu ada kebangkitan setelah kejatuhan, sebagaimana Yesus bangkit setelah disalib.
Nilai pengampunan yang diajarkan Kristus pun menjadi landasan moral penting dalam kehidupan sosial, yakni mengampuni sebagaimana Allah telah mengampuni. Kasih pun menjadi panggilan utama umat Katolik untuk mencintai Tuhan dan sesama sepenuh hati.
Dengan demikian, Paskah bukan sekadar perayaan liturgis, melainkan sumber inspirasi spiritual dan kekuatan moral bagi umat Katolik di tengah realitas zaman yang penuh tantangan.
Kebangkitan yang Mengubah Dunia
Paskah memiliki akar sejarah yang sangat panjang dalam tradisi Kristiani. Perayaan ini mengingatkan umat pada peristiwa luar biasa, yakni kebangkitan Yesus Kristus tiga hari setelah penyaliban-Nya.
Kisah kebangkitan ini terekam dalam keempat kitab Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, serta menjadi dasar kepercayaan umat Kristen dan Katolik di seluruh dunia.
Pada awal sejarahnya, penetapan hari Paskah sempat menjadi perdebatan karena perbedaan sistem penanggalan antara wilayah Asia dan Eropa.
Namun, Konsili Nicea pada tahun 325, yang dipimpin Gereja Gregorius, menetapkan bahwa Paskah dirayakan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama pasca titik balik musim semi. Akibatnya, Paskah selalu jatuh antara 22 Maret hingga 25 April.
Dalam tradisi Kristen, Jumat sebelum Paskah dikenal sebagai Jumat Agung, yakni hari ketika Yesus disalibkan dan dimakamkan. Kubur-Nya disegel dengan batu besar.
Namun, pada hari ketiga, yaitu Minggu Paskah, batu tersebut terguling dan kubur ditemukan kosong. Yesus kemudian menampakkan diri kepada para pengikut-Nya dalam berbagai kesempatan.
Peristiwa ini diyakini sebagai bukti bahwa Yesus adalah Anak Allah yang datang untuk menebus dosa-dosa manusia. Kebangkitan-Nya menjadi fondasi iman umat Kristen dan Katolik hingga saat ini.
Yesus sendiri adalah seorang Yahudi yang menghormati tradisi Paskah Yahudi. Pada malam sebelum penyaliban-Nya, Ia memperkenalkan sakramen Perjamuan Kudus dengan membagikan roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah-Nya.
Setelah kebangkitan-Nya, para murid dan pengikut Yesus mulai merayakan Paskah bukan lagi sebagai peringatan keluarnya bangsa Israel dari Mesir (sebagaimana tradisi Yahudi), tetapi sebagai perayaan atas kebangkitan Kristus dan karya penebusan-Nya bagi dunia.
Mengutip "Pelajaran Hayat Imamat (3)" karya Witness Lee (Yasperin, 2020), Paskah dalam tradisi Yahudi dirayakan pada hari keempat belas bulan pertama dalam kalender mereka.
Namun dalam kekristenan, makna Paskah diperluas sebagai simbol keselamatan universal melalui kebangkitan Kristus.
Paskah menjadi salah satu hari paling agung dalam kalender liturgi Gereja, di mana perayaan ini dirayakan dengan penuh sukacita di berbagai belahan dunia.
Paskah menandai kemenangan hidup atas kematian, terang atas kegelapan, serta kasih ilahi yang tidak pernah padam.