Jemaah Haji RI Terlantar dan Kelaparan saat di Muzdalifah

Sejumlah jamaah haji Indonesia sempat terlantar dan kehabisan air dan makanan saat berada di Muzdalifah, Arab Saudi. (Foto: Kemenag)

PARBOABOA, Jakarta – Dikabarkan bahwa sejumlah jamaah haji asal Indonesia sempat terlantar hingga kelaparan karena kehabisan air dan makanan saat berada di Muzdalifah.

Muzdalifah merupakan lokasi jamaah haji untuk mabit, di mana lokasinya adalah padang pasir tanpa atap atau bangunan.

Jamaah diberangkatkan dari Arafah menuju Muzdalifah lalu melanjutkan perjalanan ke Mina.

Pada dini hari hingga siang waktu setempat, sejumlah jamaah haji RI terlantar. Kondisi ini mengkhawatirkan bukan hanya karena kehabisan air dan makanan, tetapi suhu di Arab Saudi yang sangat panas.

Saat ini, suhu di sekitar Masjidil Haram mencapai 42 derajat celcius dan diperkirakan akan menjadi lebih tinggi di Muzdalifah.

Hal ini kemudian mendorong para jamaah yang terlantar untuk melaporkan kondisinya ke Timwas Haji DPR RI di Muzdalifah.

Mendapati keluhan tersebut, Timwas Haji lalu menghubungi pihak terkait guna mendesak agar jamaah Indonesia segera mendapatkan penanganan.

Macet

Kondisi lalu lintas Muzdalifah pada malam 10 Dzulhijjah dipadati kendaraan yang lalu lalang mengantarkan jamaah dari Arafah untuk mabit di Muzdalifah.

Menurut keterangan dari Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, jalur Taraddudi sejak pagi waktu setempat telah dipadati oleh bus.

Kemudian, sambungnya, ditambah dengan banyaknya jamaah yang lebih memilih untuk berjalan kaki. Kondisi tersebut pun menghambat pergerakan bus antar jemput hingga menimbulkan kemacetan.

Pernyataan ini disampaikan Hilman Latief pada Rabu, 28 Juni 2023 di Muzdalifah, Arab Saudi.

Hilman mengatakan, permasalahan lainnya yakni, jumlah jamaah haji Indonesia adalah yang terbesar.

Ia mengatakan, jumlah jamaah RI yang mencapai 209.000 membuat pengangkutan menjadi lebih lama dibanding negara lain.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah menambahkan, saat ini pihaknya telah menyiapkan mitigasi potensi penanganan di Mina agar hal serupa tidak berdampak lebih jauh.

Editor: Maesa
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS