PARBOABOA, Jakarta - Jerman dilaporkan sepakat bakal mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina untuk membantu meningkatkan upaya perang negara itu. Informasi itu, dilansir dari dua sumber yang tidak disebut namanya pada Rabu (25/01/2023). Diketahui, Kanser Jerman Olaf Scholz telah memutuskan untuk mengirim tank tempur itu setelah perdebatan selama berbulan-bulan.
Selain itu, parlemen Jerman akan memperdebatkan masalah kontroversial tersebut pada Rabu pagi waktu setempat. Memutuskan untuk mengirim tank Leopard akan menjadi momen penting dalam dukung Barat bagi Kiev setelah Berlin mengalami tekanan berat selama berhari-hari dari beberapa mitra NATO-nya.
Laporan tersebut muncul ketika laporan yang mengatakan pejabat Amerika Serikat (AS) memaparkan, bahwa pemerintah Joe Biden sedang menyelesaikan rencana untuk mengirim tank Abrams ke Ukraina.
Sebelumnya, pada pekan lalu, Jerman telah mengatakan kepada AS bahwa mereka tidak akan mengirim tank Leopard kecuali AS juga setuju untuk mengirim tank M1 Abrams.
Kemudian, Jerman telah menolak tekanan Barat yang terus meningkat untuk mengirim beberapa tank ke Ukraina. Menteri Pertahanan Jerman yang baru, Boris Pistorius, berulang kali meminta lebih banyak waktu dan ngotot bahwa langkah tersebut akan membawa pro dan kontra untuk Berlin.
Secara total keseluruhan, terdapat sekitar 2.00 tank Leopard 2 yang tersebar di seluruh Eropa. Setiap berbagai tingkat kesiapan dari beberapa negara Eropa yang mempunyai tank Leopard 2, dipimpin Polandia, telah berupaya untuk mengekspor kembali ke Ukraina bahkan saat Jerman tidak ikut serta.
Namu, keputusan Scholz dan Pistorius dianggap krusial karena tank-tank itu buatan Jerman dan Jerman biasanya mengontrol ekspor dan re-ekspor lapis baja itu. Setelah itu, Tank Leopard 2 akan menjadi kendaraan tempur yang kuat untuk medan perang Ukraina.
Selanjutnya, setiap tank berisi senapan Smoothbore 120mm, dan senapan mesin 7,62mm; dapat mencapai kecepatan 70 km per jam (44 mph), atau 50 kmph saat off-road, menjadikan kemampuan manuver sebagai salah satu fitur utamanya. Dan ada perlindungan menyeluruh dari ancaman, termasuk alat peledak improvisasi, ranjau atau tembakan anti-tank, menurut pabrikan Jerman, Krauss-Maffei Wegmann.
Bukan hanya itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali meminta negara-negara Barat untuk berhenti memperdebatkan apakah akan mengirim tank-tank itu.
“Kami telah berbicara ratusan kali tentang kekurangan senjata. Kita tidak bisa hanya mengandalkan motivasi,” jelasnuya saat tampil secara virtual pada pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos pekan lalu.
Dalam sebuah sindirian yang tampak ditunjukan kepada keragu-raguan Jerman, Zelensky menambahkan “Ada saat-saat ketika tidak perlu ragu. Ketika orang mengatakan - saya akan memberi Anda tank jika orang lain melakukannya."
Editor: -