PARBOABOA - Belum lama ini pemerintah Kanada memutuskan telah memblokir Huawei dan ZTE untuk mengakses jaringan 5G di sana.
Alasannya, kedua perusahaan asal China itu dianggap mengancam keamanan nasional Kanada.
Langkah Kanada ini mengikuti negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Selandia Baru yang melarang peralatan buatan Huawei.
Pemerintah Kanada mengatakan bahwa perusahaan di sana memiliki waktu hingga 28 Juni 2024, untuk menyingkirkan atau menghentikan semua peralatan 5G dari Huawei dan ZTE.
Kanada dan sekutunya di Five Eyes--Inggris, Selandia Baru, dan Australia--mendapat tekanan dari AS untuk memblokir Huawei karena alasan keamanan.
Kanada sendiri telah mempertimbangkan berhenti menggunakan peralatan jaringan 5G Huawei selama lebih dari dua tahun untuk meningkatkan ketidaksabaran para pemain di industri telekomunikasi.
"Tak adanya solusi akhirnya akan menyelesaikan semua masalah," ujar salah satu sumber yang tahu pendekatan dari pemerintahan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.
Pada akhirnya, deretan operator telekomunikasi Kanada memilih Nokia dan Ericsoon untuk membangun jaringan telekomunikasi 5G-nya seperti Bell Canada, Telus Corp, dan Rogers Communications Inc.
Juru bicara kedutaan besar China di Kanada mengatakan tudingan ancaman keamanan nasional yang dilayangkan ke Huawei adalah "dalih manipulasi politik" semata.
Kedutaan China juga menyebut Kanada bekerja sama dengan AS untuk menekan perusahaan-perusahaan Tiongkok.
Pemblokiran Huawei dan ZTE di Kanada cukup ditunggu-tunggu, terutama bagi negara sekutunya, seperti Amerika Serikat.
Kanada menjadi satu-satunya negara dari aliansi intelejen, Five Eyes, yang belum melarang atau membatasi penggunaan peralatan Huawei dalam jaringan 5G di negaranya.
Sementara anggota lain, yakni AS, Inggris, Australia, dan Selandia Baru, sudah lebih dulu melarang penggunaan teknologi Huawei di masing-masing negara mereka.
Sebenarnya, Kanada sudah mempertimbangan pemblokiran Huawei sejak September 2018 lalu.
Namun, tensi politik kedua negara memanas, setelah pada bulan Desember di tahun yang sama, Kepala Keuangan Huawei, Meng Wanzhou, ditangkap di Kanada atas surat perintah dari AS.Kejadian itu terjadi tidak lama setelah AS memasukan Huawei dalam daftar hitam.