PARBOABOA, Jakarta - Armada Perang terbesar milik Australia HMAS Canberra berlabuh di Tanjung Priok pada Senin (25/10). Kedatangan kapal tersebut sebagai bagian dari Indo-Pacific Endeavour 2021 (IPE21) yang dirancang dirancang untuk meningkatkan kerja sama Angkatan Laut Australia dengan mitra dekatnya di kawasan Asia Tenggara.
Kedatangan kapal tersebut disambut dengan tarian Betawi dan drum band dan pasukan dari Angkatan Laut Indonesia
"HMAS Canberra di Jakarta untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, bantuan kemanusiaan," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny William.
Indonesia merupakan negara terakhir yang dikunjungi HMAS Canberra. Sebelumnya, awak kapal sudah ke negara di Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Filipina, Singapura, dan Kamboja.
HMAS Canberra akan menyelenggarakan lokakarya tentang bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana; Keamanan Maritim; dan Pertukaran Ahli Pokok di pesawat Hercules, yang dioperasikan oleh Indonesia dan Australia.
Sebagai bagian dari IPE21, Australia mengirimkan sebuah mesin desalinasi bertenaga surya ke Nusa Lembongan, Bali, untuk membantu masyarakat Indonesia memecahkan masalah pasokan air dan polusi plastik. Mesin ini diangkut dari Australia menggunakan Kapal HMAS Canberra.
HMAS Canberra merupakan kapal landing helicopter dock (LHD) dan aset Pemulihan Bencana dan Kemanusiaan yang paling mumpuni di AL Australia. Kapal ini memiliki berat 27 ribu ton dengan panjang 230 meter.
Di HMAS Canberra terdapat satu rumah sakit berkapasitas 40 tempat tidur, ruang operasi, dek penerbangan yang mencapai 200 meter, dan kapasitas penyimpanan hingga 7 ribu ton kargo. Pada 2019, kapal ini juga pernah mengunjungi Indonesia dengan tujuan yang sama, meningkatkan kerja sama kawasan