Kasus Cacar Monyet Tidak Ada di Pematang Siantar!

Dinas Kesehatan Pematang Siantar lakukan sejumlah langkah hadapi kasus cacar monyet. (Foto: PARBPOABOA/Calvin Siboro)

PARBOABOA, Pematang Siantar – Kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) tampaknya tengah menyita kekhawatiran masyarakat Tanah Air. 

Data terbaru menunjukkan jumlah kasus cacar monyet di Indonesia kembali bertambah menjadi 27 kasus konfirmasi per Senin (30/10/2023). 

Kasus-kasus tersebut tersebar di sejumlah wilayah seperti DKI Jakarta, Bandung, Jawa Barat; Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang, Banten.

Kendati demikian, kasus ini dipastikan belum menjamah Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara. Hal ini dibenarkan Fungsional Epidemiologi Ahli Madya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pematang Siantar, Erida Damanik.

"Itu karena kondisi di wilayah ini cukup berbeda dengan Kota Jakarta termasuk dari sisi mobilitas hingga aktivitas masyarakatnya," jelasnya kepada PARBOABOA, Sabtu (30/10/2023). 

Meski begitu, kata Erida, Dinkes Pematang Siantar akan tetap melakukan antisipasi berupa koordinasi dan sosialisasi tentang penanganan cacar monyet ke layanan kesehatan masyarakat seperti puskesmas, rumah sakit daerah maupun swasta. 

Koordinasi dengan kelompok layanan pendamping orang dengan HIV/AIDS (ODHA) juga telah dilakukan lantaran penularan monkeypox memiliki risiko tinggi melalui hubungan seksual.

Selain itu, Dinkes Pematang Siantar akan melakukan surveilans aktif di semua fasilitas kesehatan masyarakat dan melibatkan pemantauan pasien yang datang ke fasilitas kesehatan serta melakukan screening langsung terhadap masyarakat.

“Dari rumah sakit dan puskesmas itu aktif melaporkan di sistem laporan, melalui SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon),” timpal Erida.

Sementara soal ketersediaan vaksin cacar monyet, Dinkes Pematang Siantar mengakui masih nihil. 

Menurut Analis Kesehatan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Pematang Siantar, Mei Arina Sinaga, pihaknya akan mengajukan permintaan vaksin ke Kementerian Kesehatan apabila kasus cacar monyet ditemukan di Pematang Siantar.

Untuk itu, Mei meminta masyarakat agar menjaga pola hidup sehat dan mempertahankan imun tubuh guna meminimalisir penyebaran virus cacar monyet.

“Jika ingin berpergian keluar negeri harus tetap mendapatkan vaksinasi yang biasanya didapat di KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan),” katanya kepada PARBOABOA, Sabtu (28/10/2023).

Tidak Menyerang Hewan Ternak dan Peliharaan

Berdasarkan Surat Edaran Kementrian Kesehatan Nomor HK.02.02/C/4408/2023, Mpox adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus monkeypox, anggota dari genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. 

Penularan penyakit cacar monyet terjadi melalui kontak langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut.

Di Indonesia sendiri, virus cacar monyet yang masuk belum ditemukan menyerang hewan peliharaan dan ternak seperti sapi, kambing, anjing dan kucing. 

Menurut Epidemiolog Veteriner Universitas Brawijaya, Widi Nugroho, penyebaran virus cacar monyet juga tidak diketahui terjadi pada hewan reptilia, amfibia dan unggas. Tidak ada spesies hewan tersebut yang pernah dilaporkan terinfeksi virus pox (orthopoxvirus).

Lebih lanjut, Akademisi Universitas Brawijaya ini menjelaskan, gejala klinis pada hewan yang terinfeksi virus cacar monyet mirip dengan yang dialami manusia. 

Gejala tersebut berupa ruam, lesu, penurunan nafsu makan, batuk kembung, ekskresi atau kerak pada hidung dan/atau mata, demam, serta luka pada kulit yang menyerupai cacar.

Sayangnya, jelas Widi, hingga saat ini belum ada vaksin yang direkomendasikan untuk hewan yang terdampak virus cacar monyet ini. 

Pemisahan hewan yang terinfeksi virus cacar monyet dan melakukan perawatan selama 21 hari atau hingga sembuh menjadi tindakan pencegahan penularan virus ke manusia.

“Orang yang merawat harus menggunakan pelindung diri seperti glove, goggles, masker, dan mendesinfeksi peralatan dan badan yang kontak dengan hewan sakit. Cuci tangan pakai sabun 20 detik, penggunaan etanol dan klorin dapat membunuh virus mpox,” ungkapnya kepada PARBOABOA, Sabtu (30/10/2023).

Penyebaran Kasus Cacar Monyet

Data yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 26 September 2023 mengungkapkan beberapa temuan menarik terkait dengan penyebaran kasus cacar monyet. 

Dari total 85.336 kasus yang diamati, sekitar 96,3 persen atau sekitar 82.215 di antaranya melibatkan individu berjenis kelamin laki-laki yang berusia 34 tahun.

Selain itu, temuan data juga mencatat bahwa sekitar 83,2 persen atau sekitar 28.446 dari 34.180 kasus cacar monyet yang diamati terjadi pada kelompok laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL). 

Dari kelompok ini, sekitar 7,4 persen atau 2.108 individu teridentifikasi sebagai laki-laki biseksual. Menariknya, sekitar 52,7 persen atau sekitar 18.356 dari 34.832 kasus yang pernah diuji untuk HIV dinyatakan positif. 

Terkait metode penularan, sekitar 82,5 persen atau sekitar 18.056 dari 21.877 kasus cacar monyet yang dilaporkan menunjukkan penularan melalui hubungan seksual. Data ini memberikan wawasan penting tentang cara penyebaran cacar monyet terjadi.

Editor: Umaya khusniah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS