Kemendikbud Tarik Perhatian Australian National University melalui program IISMA

Atdikbur RI, Mukhamad Najib di Australian National University.

PARBOABOA – Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Republik Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib mengatakan setidaknya ada lima Universitas yang masuk dalam kategori terbaik dunia yang akan diikutsertakan dalam program Program Indonesian International Student Mobility Award (IISMA).

Hal itu diutarakan Najib saat kunjungannya ke Australian National University (ANU) yang merupakan salah satu universitas terbaik di Australia dan masuk dalam daftar 100 universitas terbaik dunia berdasarkan QS Ranking 2021.

Turut mendampingi perwakilan dari Universitas di Indonesia yakni Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya, Ghofar Ismail, dan Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Farah Fahma. Kunjungan Rombongan Atdikbud ke ANU diterima oleh Direktur ANU International Office, Jonathan Dampney, dan juga jajarannya.

Dalam kunjungan kerjanya ke ANU, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Atdikbud di Canberra, bertujuan memperkuat kerja sama yang telah terjalin antara ANU dengan universitas di Indonesia maupun dengan pemerintah.

Adapun program IISMA tersebut, dijelaskan Najib, adalah salah satu program unggulan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam rangka pelaksanaan kebijakan Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, yaitu program IISMA.

Najib menjelaskan, IISMA merupakan program beasiswa dari Pemerintah Indonesia untuk membiayai mahasiswa dalam rangka melakukan mobilitas internasional berupa studi satu semester di universitas top dunia.

Program ini meliputi pembayaran uang pendaftaran dan uang kuliah selama satu semester, biaya hidup dan akomodasi, tiket pesawat serta biaya tes PCR, dan karantina jika dibutuhkan. Adapun persyaratan mahasiswa yang bisa mengikuti program ini antara lain adalah mahasiswa yang sudah duduk di semester 4-6, memiliki nilai IELTS 6.0 atau TOEFL iBT 78, dengan nilai IPK minimum 3,0.

Tidak semua universitas luar negeri bisa berpartisipasi. Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia hanya mengundang lima universitas terbaik di masing-masing negara atau universitas yang masuk dalam daftar peringkat 100 terbaik versi QS 2022.

“Program ini dikhususkan bagi mahasiswa sarjana untuk bisa kuliah selama satu semester atau empat hingga enam bulan di universitas mitra di luar negeri dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, komunikasi antar budaya, mengembangkan jaringan internasional dan merasakan budaya Negara lain,” papar Najib seperti dikutip dari laman resmi Kemendikbud Ristek, Senin (29/11/2021).

Sementara itu Manajer International Development dari Australian National University, Dale Druhan, menilai program IISMA sangat penting bagi mahasiswa Indonesia, khususnya mahasiswa program sarjana (S-1).

Dale yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada ini menyebut mahasiswa peserta IISMA yang berkesempatan studi di luar negeri akan mendapatkan manfaat yang sangat besar.

“Saya sendiri pernah belajar di UGM Yogyakarta. Dan saya banyak mendapat tentang ragam budaya yang sangat berguna bagi pengembangan karier saya,” ujar Dale.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS