PARBOABOA, Korut - Saat ini Korea Utara menghadapi krisis pangan, setelah penutupan perbatasan dengan China akibat pandemi. Bahkan Kim Jong Un mengeluarkan sebuah perintah yang terbilang aneh, yaitu meminta masyarakat mengurangi makan hingga tahun 2025.
Dilansir dari DailyMail UK (28/10), pemimpin Korea Utara itu menyuruh semua warganya untuk menghemat-hemat makanan, salah satunya dengan makan lebih sedikit agar stok makanan di Korea Utara tidak habis total.
Pemerintah Korea Utara melakukan penutupan perbatasan dengan China sebagai langkah pencegahan virus corona merebak. Namun penutupan tersebut berdampak sangat besar pada ekonomi dan ketersediaan bahan pangan. Harga makanan yang saat ini tersedia menjadi melambung tinggi.
Apalagi Korut baru berencana membuka perbatasan pad tahun 2025, yang artinya masyarakat di negara tersebut harus menahan kelaparan hingga lebih dari 3 tahun lagi.
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyatakan tahun ini Korut hanya mampu memproduksi 5,6 ton tahun ini. Jumlah ini kurang 1,1 juta ton dari jumlah kebutuhan pangan yang dibutuhkan warga Korut.
Namun jumlah kurang ini berkurang dengan impor yang akan dilakukan sebesar 205 ribu ton. Yang artinya Korut diperkirakan akan kekurangan bahan pangan sebesar 860 ribu ton.
Situasi krisis yang saat ini melanda negara tersebut diperkirakan akan lebih buruk daripada ekonomi terburuk yang pernah melanda Korut pada tahun 1994 hingga 1998. Jutaan warga negara tersebut dilaporkan meninggal akibat kelaparan.
Melihat potensi krisis yang terjadi, sejumlah ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta dunia untuk mempertimbangkan kembali sanksi atas Korut, karena negara tersebut saat ini sedang dalam keadaan yang sangat memprihatinkan