PARBOABOA, Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dicecar anggota DPR terkait pengelolaan dunia pendidikan Indonesia dalam rapat kerja dengan Komisi X, Senin (26/9/2022).
Salah satunya anggota DPR Fraksi Demokrat Anita Jacoba Gah, yang mencecar Nadiem beserta jajarannya, khususnya terkait nasib guru honorer hingga pendidikan di daerah 3T (daerah tertinggal, terdepan, dan terluar).
Anita menyinggung soal pidato Nadiem dalam rangkaian agenda United Nations Transforming Education Summit di markas PBB beberapa waktu lalu. Menurutnya, apa yang dikatakan Nadiem di PBB bertolak belakang dengan kenyataannya.
"Orang luar negeri mungkin tepuk tangan karena merasa hebat, tapi tidak bagi kami, khususnya anggota DPR RI, apalagi kami yang turun ke bawah. Kami lihat air mata rakyat masih ada," katanya dalam rapat bersama DPR Komisi X, Jakarta, Senin (27/9/2022).
Anggota dewan dari Dapil NTT II itu juga menyinggung soal tim bayangan (shadow organization) yang dibuat Nadiem. Menurutnya, hal tersebut bukan sesuatu yang membanggakan.
"Saya dengar di PBB anda bilang dengan bangganya ada 400 anggota tim bayangan. Pertanyaan saya, apa dampak positifnya? Apa dampak positifnya buat Indonesia? Kenapa masih banyak persoalan di daerah 3T?" tanya Anita kepada Nadiem.
"Terus 400 anggota tim bayangan itu apa kebanggaannya, apa yang mereka lakukan sehingga kita harus bangga dengan anda?" imbuhnya.
Hal senada juga dilontarkan oleh anggota Komisi X dari Fraksi PAN Dewi Coryati. Terkait tim bayangan, ia menyebut Nadiem telah melanggar susunan organisasi tata kerja dan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN. Pasalnya, Nadiem menyebut posisi produk manajer dalam tim tersebut setara dirjen.
"Apabila itu benar menurut kami ini telah menyalahi susuan organisasi tata kerja dan UU No 5 tahun 2014 tentang ASN. Jadi kami beranggapan seperti ini dengan video yang di-posted oleh pak menteri sendiri," ujar anggota DPR dari Dapil Bengkulu tersebut.
Dalam rapat kerja tersebut, Nadiem mengklarifikasi pernyataannya terkait tim bayangan yang beranggotakan 400 orang. Ia mengakui bahwa dirinya salah memilih padanan kata dan kemudian menyebut tim bayangan yang dimaksud adalah vendor.
"Saya ada kesalahan dalam menggunakan kata tim bayangan. Yang saya maksudkan itu sebenarnya organisasi ini adalah mirroring terhadap kementerian kami," katanya.
Nadiem menjelaskan, organisasi tersebut bekerjasama dengan setiap Dirjen di Kemendikbudristek untuk mengimplementasikan kebijakan lewat platform teknologi. Ia kemudian mengklaim bahwa tim bentukannya itu mendapat apresiasi dari negara lain lantaran dinilai baik dalam mengatur birokrasi dalam kementerian.