Komjen Rycko Amelza Dahniel Resmi Dilantik sebagai Kepala BNPT

Komjen Rycko Amelza Dahniel saat dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala BNPT di di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Senin (03/04/2023). (Foto: Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

PARBOABOA, Jakarta - Komjen Rycko Amelza Dahniel resmi dilantik sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Ia menggantikan Komjen Boy Rafli Amar yang telah memasuki masa pensiun.

Pelantikan itu digelar di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Senin (03/04/2023) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sekaligus melantik Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pengganti Zainudin Amali.

Usai pembacaan Keputusan Presiden Nomor 51/TPA Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan BNPT, Jokowi kemudian memandu Ryco mengucapkan sumpah jabatan.

"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara," ucap Rycko.

"Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab," imbuhnya.

Diketahui, sebelum dilantik sebagai Kepala BNPT, Rycko telah lebih dulu menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri.

Ia juga pernah terlibat dalam penangkapan kelompok terorisme Dr Azahari di Batu, Jawa Tengah pada November 2005 yang lalu.

Pesan Jokowi

Dalam kesempatan berbeda, usai pelantikan, Rycko menyebut bahwa Jokowi telah berpesan kepadanya untuk mengoptimalkan kegiatan deradikalisasi bagi masyarakat yang terkait dengan persoalan tersebut.

"Bapak Presiden tadi berpesan kepada saya untuk melakukan optimalisasi kegiatan deradikalisasi," kata Rycko kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (03/04/2023).

Lebih lanjut, guna mencegah sekaligus menanggulangi terorisme, ia mengungkapkan bakal ada tiga strategi yang digunakan.

"Strategi yang pertama adalah mempersiapkan kesiapsiagaan nasional, lantas yang kedua adalah melaksanakan kontra radikalisasi, dan yang ketiga melaksanakan deradikalisasi," ucapnya.

Editor: Maesa
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS