3 Orang Terluka Dalam Kerusuhan Buntut Pembakaran Alquran di Swedia

Demonstran di Orebro, Swedia, membakat mobil polisi dalam kerusuhan yang memprotes pembakaran Alquran oleh politisi anti-Islam. AP

PARBOABOA, Pematangsiantar - Pembakaran Alquran yang dilakukan oleh politisi anti-Islam berbuntut bentrok antara polisi dan pengunjukrasa di beberapa kota di Swedia, pada Minggu waktu setempat. 

Dilansir kantor berita Reuters, Senin (18/4/2022), sedikitnya tiga orang terluka di Kota Norrkoping. 

Demonstran kontra menyerang polisi sebelum demonstrasi ekstremis sayap kanan yang direncanakan dimulai. Perdana Menteri Magdalena Andersson mengutuk kekerasan tersebut.

"Tiga orang tampaknya telah terkena pantulan dan sekarang dirawat di rumah sakit. Ketiga orang yang terluka ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan," kata polisi dalam sebuah pernyataan daring dan menambahkan tidak ada cidera yang mengancam jiwa.

Polisi mengatakan situasi di Norrkoping sudah tenang pada Minggu malam. Polisi dan pengunjukrasa telah terlibat dalam bentrokan serius selama beberapa hari terakhir di mana beberapa polisi terluka dan beberapa kendaraan telah dibakar.

Kekerasan dimulai pada Kamis pekan lalu setelah demonstrasi yang diselenggarakan oleh Rasmus Paludan, pemimpin garis keras partai politik sayap kanan Denmark. 

Paludan, yang memiliki izin untuk serangkaian demonstrasi di seluruh Swedia selama akhir pekan Paskah, dikenal karena pembakaran Alquran. 

Kantor berita Anadolu Angency, pada Sabtu melaporkan, pembakaran Alquran itu terjadi pada Kamis. Rasmus Paludan, dengan didampingi polisi, di Linkoping selatan, membakar kitab suci umat Islam itu di ruang publik. 

Aksi Paludan tersebut sempat diwarnai dengan protes. Akan tetapi, politisi anti-Islam itu mengabaikannya. 

Politisi kelahiran Turki, Mikail Yuksel, yang mendirikan Partai Warna Berbeda di Swedia, mengatakan provokasi Islamofobia dari politisi anti-Islam rasis di bawah perlindungan polisi terus berlanjut di kota-kota di seluruh Swedia. 

Yuksel mengatakan Paludan secara khusus memilih lingkungan yang padat penduduk Muslim dan tempat-tempat dekat masjid untuk provokasi.

"Di Swedia, yang membela hak asasi manusia, kebebasan beragama dan hati nurani dengan nada tertinggi, Alquran dibakar di lingkungan Muslim di bawah perlindungan polisi," kata Yuksel.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS