PARBOBOA, Jakarta – Korea Utara (Korut) melanjutkan pengembangan senjata nuklirnya dengan peluncuran kapal selam taktis nuklir pertamanya pada Rabu (6/9/2023).
Kapal selam ini, diberi nama Kim Kun Ok. Nama tersebut adalah nama seorang pahlawan Korut yang berjasa.
Kapal Kim Kun Ok tersebut nantinya akan bertugas berpatroli di perairan antara semenanjung Korea dan Jepang.
Pengamat senjata nuklir menyebutkan bahwa kapal tersebut merupakan kapal selam Romeo era Soviet yang dimodifikasi yang diperoleh Korut dari Tiongkok pada tahun 1970, serta diproduksi di dalam negeri.
Kapal ini memiliki sepuluh lubang tabung peluncuran, menunjukkan potensi senjata rudal balistik dan jelajah.
Sementara itu pemerintah Korut berencana untuk mengubah kapal selam lainnya menjadi bersenjata nuklir dan mempercepat proses pembuatannya.
Meskipun demikian, beberapa pengamat seperti Vann Van Diepen, mantan pakar senjata nuklir Amerika, meragukan bahwa kapal selam nuklir ini akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi kekuatan nuklir Korut.
Kapal ini dinilai memiliki keterbatasan dalam jangkauan dan usia yang cukup tua, sehingga kemampuannya dalam kondisi perang diragukan.
Senada dengan Van, militer Korea Selatan masih mempertanyakan kesiapan operasional kapal ini dan mencurigai potensi pembesaran kemampuannya oleh Korut.
Eksplorasi Nuklir Korea Utara
Sejak kepemimpinan Kim Jong Un, Korut semakin masif dalam mengeksplorasi senjata nuklir untuk militernya dengan bekerja sama dengan Uni Soviet.
Sebut saja pada 2022 lalu, Korut mulai dengan menguji rudal jarak pendek yang dirancang guna menyerang Korea Selatan, diikuti oleh rudal jarak menengah yang bisa menjangkau Jepang.
Setelah Korut mendeklarasikan sebagai negara nuklir pada Sebtember 2022 lalu, mereka mengungkapkan bahwa senjata-senjata itu tidak lagi dirancang guna mencegah perang, namun juga bisa digunakan secara pre-emptive dan ofensif untuk memenangkan perang.
Belum lama ini, pada Rabu (30/8/2023) Korut menembakkan rudal balistiknya ke pangkalan militer Korea Selatan. Dan menimbulkan banyak kecaman dunia.
Apabila menilik sejarah, proses pengembangan nuklir pertama Korut dimulai pada 1952. Saat itu, Uni Soviet yang memiliki kesamaan ideologi dengan Korut. Mereka menganggap bahwa persebaran barat sangatlah besar sehingga akan menjadi ancaman.
Setelah itu, beberapa kali Korut meluncurkan nuklirnya seperti yang terjadi pada 1984, yang sempat membuat hubungan dengan Uni Soviet bersitegang.
Hingga pada 1989 Korut mulai membangun pabrik nuklir pertamanya dengan kelas 200 MW di Taechon.