PARBOABOA, Pematangsiantar – Penyakit Kulit merupakan kelainan yang terjadi pada kulit yang disebabkan adanya infeksi, jamur, kuman, virus, maupun parasit yang dapat menyerang siapapun dari semua kalangan. Siapa saja dapat terkena penyakit kulit, dimulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, tua-muda, miskin ataupun kaya.
Secara umum, penyakit kulit menyerang sebagian atau seluruh tubuh. Penyakit ini dapat disembuhkan sendiri menggunakan obat yang bisa ditemukan diapotik. Namun, jika penyakit tersebut dirasa tidak kunjung sembuh dapat membahayakan si penderita jika tidak langsung ditangani dengan serius.
Di Indonesia sendiri, banyak ditemui berbagai jenis penyakit kulit. Salah satu penyakit kulit tersebut adalah Penyakit Kudis atau dalam dunia medis dikenal sebagai Scabies. Berikut artikel lengkap yang membahas tentang penyakit scabies atau kudis, penyebab, gejala, serta pengobatannya.
Penyakit Scabies Pada Manusia (Penyakit Kudis)
Scabies atau Penyakit Kudis adalah salah satu dari sekian banyak penyakit kulit pada manusia yang ditandai dengan rasa gatal yang muncul pada permukaan kulit terus menerus. Kudis merupakan penyakit kulit yang akan menular melalui kontak kulit, seperti berjabat tangan, pelukan atau pun bersenggolan.
Di Indonesia, terdapat lebih dari 150 ribu/tahun kasus penyakit kudis dan semuanya dapat ditangani oleh tenaga medis professional. Sebenarnya, penyakit kudis dapat didiagnosis sendiri tanpa harus memerlukan uji laboratorium. Biasanya scabies atau kudis dapat sembuh dalam jangka waktu yang singkat.
Terdapat dua jenis penyakit Kudis atau scabies, yaitu kudis biasa dan Norwegian scabies. Meski sama-sama penyakit kudis, tetap saja kedua jenis penyakit ini memiliki perbedaan dari sisi penyebabnya.
Kudis biasa pada umumnya disebabkan 15-20 tungau yang menempel dipermukaan kulit manusia. Sementara Norwegian scabies atau skabies berkrusta atau kudis api disebabkan oleh ribuan tungau yang menempel pada kulit manusia.
Penyebab Kudis
Penyakit Kudis disebabkan oleh adanya kutu kecil bernama Sarcoptes scabiei atau tungau yang menggali ke permukaan kulit. Sarcoptes scabiei membutuhkan tempat yang hangat untuk berkembang biak (bertelur). Kutu tungau ini suka bersembunyi pada lipatan-lipatan tubuh yang dirasa dapat menghangatkan telur-telurnya.
Kutu tungau akan membuat galian terowongan pada permukaan kulit dan bertelur didalamnnya. Penyebab kudis terasa gatal sehingga ingin menggaruknya atau memunculkan reaksi alergi disebabkan serpihan galian yang dikeluarkan tungau.
Biasa rasa gatal tersebut akan muncul pada bagian kulit yang tipis, seperti sela-sela jari, ketiak, pergelangan tangan, untuk para pria akan merasakan gatal pada daerah kelaminnya. Orang-orang yang sering terkena penyakit kudis ini adalah mereka yang tinggal bersama-sama ditempat yang ramai, contohnya asrama, kost-kostan, pesantren, ataupun lingkungan yang memiliki masalah kebersihan.
Gejala Kudis (Scabies)
Tungau yang telah menempel pada permukaan kulit manusia akan menunjukkan gejala kudis yang bervariasi. Gejala tersebut muncul tergantung kondisi si penderita, apakah sudah pernah mengalami sebelumnya atau tidak.
Jika penderita pertama kali terkena penyakit kudis, dibutuhkan waktu sekitar 2-6 minggu hingga gejala kudis muncul. Sementara, untuk kasus berikutnya atau penderita yang sudah pernah terkena penyakit kudis hanya akan berlangsung sekitar 1-4 hari saja, dikarenakan kekebalan tubuh yang sudah cepat bereaksi untuk mengatasinya.
Secara umum, gejala kudis dapat dikenali melalui rasa gatal yang memburuk pada malam hari, karena disaat itulah kutu tungau itu bereproduksi dan menaruh telur-telurnya ke dalam kulit.
Selain rasa gatal, ruam dan jejak galian yang tipis dan tidak teratur juga dapat muncul ketika tungau menggali ke dalam kulit. Ruam tersebut bisa menjadi luka jika penderita menggaruk kulitnya.
Untuk penderita Norwegian scabies atau skabies berkrusta atau kudis api, akan mengalami gejala berupa kerak yang luas, tebal, serta berwarna abu-abu.
Cara Mengobati Kudis
Penyakit kudis atau scabies dapat diobati menggunakan bahan alami dan resep dokter. Berikut berbagai obat yang direkomendasikan untuk kamu.
Bahan Alami
1. Kunyit, dapat melawan bakteri infeksi eksternal maupun internal dan mengurangi rasa gatal pada permukaan kulit.
2. Cendana, mampu mengurangi peradangan dan ruam kemerahan pada kulit, serta menyembuhkan infeksi pada kulit akibat kutu tungau.
3. Minyak Pohon Teh, berfungsi sebagai bahan antiseptic dan anti inflamasi, serta dapat meringankan gatal parah dan mengurangi peradangan.
4. Kapulaga, berfungsi sebagai anti-infeksi dan peremajaan pada kulit.
5. Lidah Buaya, memberi efek penyembuhan, mendinginkan dan menenangkan luka pada kulit yang meradang.
6. Minyak Cengkeh, memiliki efek terapeutik yang berfungsi menghilangkan infeksi dan memastikan kudis tidak akan muncul lagi. Cara menghilangkan kudis secara permanen dapat menggunakan bahan alami yang satu ini.
7. Jus Bawang, yang berfungsi mencegah penyebaran infeksi yang lebih lanjut.
8. Minyak Serai, berfungsi menangkal bakteri masuk ke tubuh termasuk kudis.
Resep Dokter
1. 5% krim permethrin, bertujuan menghilangkan kudis dan telur tungau. Penggunaan krim ini untuk anak yang sudah berusia 2 bulan dan wanita hamil.
2. 25% lotion benzyl benzoate.
3. 5%-10% salep sulphur.
4. 10% krim crotamiton. Tidak disarankan untuk anak-anak dan wanita hamil.
5. 1% lotion lindane. Tidak disarankan untuk anak dibawah dua tahun, wanita hamil dan menyusui, lansia, orang yang memiliki berat dibawah 50 kg.
6. Antihistamin, bertujuan untuk mengendalikan rasa gatal dan membantu tidur.
7. Losion Pramoxine, bertujuan untuk mengendalikan rasa gatal.
8. Antibiotik, bertujuan untuk menghilangkan infeksi.
9. Krim steroid, bertujuan untuk mengurangi kemerahan, bengkak, dan gatal.
Jika kamu menemukan penderita penyakit kudis, ada baiknya tidak melakukan kontak fisik dulu agar kamu tidak ikut-ikutan terinfeksi. Itulah informasi tentang penyakit kudis (scabies), penyebab kudis, gejala kudis, serta cara mengobati kudis. Semoga informasi ini bermanfaat dan SALAM SEHAT SOBAT PARBOABOA.