Bruce Willis Mengidap Demensia Frontotemporal, Kondisinya Semakin Memprihatinkan

Bruce Willis. (Dok.REUTERS)

PARBOABOA, Jakarta - Aktor ikonik Bruce Willis, sosok yang selama puluhan tahun dikenal sebagai pahlawan laga tanpa takut, kini justru tengah menghadapi musuh terbesar dalam hidupnya: penyakit degeneratif yang perlahan merenggut kemampuannya berbicara, membaca, hingga berjalan.

Di usia 70 tahun, bintang Die Hard ini berjuang dalam diam, di tengah kasih sayang keluarga yang setia mendampinginya.

Di balik sorot lampu Hollywood yang pernah membesarkan namanya, Bruce Willis kini menempuh hari-hari yang kian berat akibat deraan penyakit demensia frontotemporal (FTD).

Mengutip laporan The Express, aktor yang lahir pada 19 Maret 1955 itu dikabarkan sudah tidak lagi mampu berbicara, membaca, bahkan berjalan secara normal.

Kabar menyedihkan ini pertama kali terungkap setelah pada awal 2023 Willis didiagnosis mengidap FTD, satu tahun setelah keluarga mengumumkan kondisi afasia yang menyerang kemampuannya berkomunikasi pada 2022.

Laman Hindustan Times (Kamis, 24 Juli 2025) menulis, kondisi Willis memburuk secara signifikan.

Beberapa sumber media internasional menyebut, sang aktor legendaris kini lebih banyak terdiam, kehilangan kemampuan motoriknya sedikit demi sedikit.

Meski begitu, hingga berita ini ditulis, pihak keluarga belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang kabar terbaru tersebut.

Pada Maret 2022, publik dikejutkan dengan pernyataan keluarga Willis tentang kondisi afasia yang membuatnya harus undur diri dari industri film yang telah membesarkan namanya.

Afasia sendiri adalah gangguan saraf otak yang mengganggu kemampuan berbicara dan memahami bahasa, sehingga membuat aktivitas profesionalnya mustahil diteruskan.

Namun tak berhenti di sana, pada Februari 2023, keluarga kembali merilis kabar bahwa Willis terdiagnosis menderita demensia frontotemporal.

Penyakit langka ini menyerang bagian otak yang mengatur kepribadian, perilaku, hingga fungsi berbahasa.

Dampaknya tak main-main: perubahan perilaku, emosi, dan ingatan yang kian kabur menjadi tantangan harian bagi Willis dan orang-orang terdekatnya.

Sejak kabar tersebut, Bruce Willis semakin jarang terlihat di depan publik. Meski demikian, keluarga berupaya menjaga harapan para penggemar dengan membagikan momen kebersamaan.

Sang putri, Tallulah Willis, melalui unggahan di media sosial bulan lalu menunjukkan betapa hangatnya hubungan keluarga di tengah penderitaan yang dialami ayahnya.

Dalam salah satu foto, Willis tampak memeluk Tallulah, seolah mencoba meredam sunyi yang tak lagi bisa diutarakan lewat kata-kata.

Di tengah ujian berat ini, sang istri, Emma Heming Willis, juga menunjukkan keteguhan hatinya.

Ia kini tengah merampungkan sebuah buku berjudul An Unflinching Journey: Finding Strength, Hope and Yourself in Caregiving, yang dijadwalkan terbit September 2025.

Buku tersebut akan membagikan kisah nyata Emma sebagai istri, ibu, dan perawat setia, sekaligus panduan bagi banyak keluarga di seluruh dunia yang tengah merawat orang terkasih dengan kondisi serupa.

Musuh yang Tak Terlihat

Di balik nama besarnya, penyakit yang menggerogoti Willis masih terdengar asing di telinga sebagian besar orang.

Demensia frontotemporal (FTD) merupakan bentuk demensia langka, tetapi menjadi jenis paling umum yang menyerang orang berusia 45 hingga 65 tahun.

Berbeda dengan Alzheimer yang lebih dikenal luas, FTD sering kali muncul dengan gejala halus: perubahan sikap, perilaku sosial yang tak biasa, hingga menurunnya kemampuan bahasa.

Kesulitan mendeteksi di tahap awal membuat banyak pasien baru terdiagnosis saat kondisi sudah memburuk.

Dalam pernyataan keluarga pada 2023, diungkapkan bahwa proses diagnosis FTD bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Organisasi Alzheimer’s Association juga mencatat bahwa hingga kini belum ada pengobatan yang benar-benar dapat menyembuhkan atau memperlambat perkembangan penyakit ini.

Perawatan hanya berfokus pada dukungan kualitas hidup dan pendampingan intensif oleh keluarga.

Bagi para penggemar, Bruce Willis tak hanya dikenal sebagai John McClane dalam Die Hard atau David Dunn di Unbreakable, tetapi juga simbol ketangguhan dan humor segar di layar kaca. Hingga kini, warisan karyanya tetap hidup dalam ingatan publik.

Di tengah keterbatasannya, Willis tetap dikelilingi cinta keluarga dan dukungan penggemar dari seluruh dunia.

Perjalanan sunyi Bruce Willis mengingatkan kita bahwa di balik gemerlap dunia hiburan, para bintang juga manusia yang rentan pada sakit, waktu, dan kehilangan.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS