PARBOABOA - Do Kwon, cofounder Terraform Labs yang merupakan entitas di balik pengembang koin kripto Terra alias LUNA dan stablecoin TerraUSD (UST) menjadi orang paling dicari di dunia pekan ini.
Semua tidak lepas dari pergerakan harga Terra LUNA dan UST yang sedang terjun ke jurang dan bikin puluhan bahkan ratusan juta orang geleng-geleng kepala.
Seturut data Coinmarketcap, hingga Jumat (13/5/2022) siang pukul 12.20 WIB, LUNA hanya memiliki nilai tukar US$0,00004066 atau setara Rp0,59 per keping (kurs Rp14.620 per US$).
Nilai ini merefleksikan penurunan hampir 100 persen dari posisi US$80,79 atau Rp1.181.149 per keping secara mingguan.
Beragam upaya juga dilakukan perusahaan termasuk sosok di balik Terra Luna, Do Kwon untuk memulihkan harga aset kripto bikinannya.
Kiprah Do Kwon sendiri di dunia kripto tak main-main karena ia mampu menarik banyak investor dan dinilai sebagai revolusioner hingga sosoknya terpampang dalam daftar Forbes 30 Under 30 tahun 2019.
Namun kini pria berusia 29 tahun ini dijuluki sebagai Elizabeth Holmes-nya kripto oleh CoinDesk. Apa sebabnya?
Elizabeth Holmes sendiri adalah miliarder muda yang menipu investor untuk startup alat kesehatan Theranos.
Holmes memiliki gagasan membuat alat pendeteksi berbagai penyakit (hingga 240 jenis penyakit) dengan setetes darah.
Karena gagasannya yang menarik, sejumlah investor termasuk pendiri Oracle, Larry Ellison dan Mantan Menteri Luar Negeri AS, Henry Theranos memberikan pendanaan pada Theranos.
Sang CEO Terraform Do Kwon merupakan pria kelahiran Korea Selatan, yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat dikalangan netizen karena aset kripto Luna yang terjun bebas.
Aset kripto milik Do Kwon yaitu Luna turun ke level terendah menyentuh Rp0,8 per coin atau 100 persen dalam waktu hanya beberapa hari saja.
Akibat terjun bebasnya Luna, banyak investor yang merugi hingga miliaran rupiah dalam waktu singkat.
Bahkan ada investor yang secara langsung datang ke rumah Do Kwon untuk meminta pertanggung jawaban seperti yang diberitakan media Korea Selatan.
Dia bahkan sampai meminta bantuan perlindungan pada polisi setempat akibat kejadian tersebut.
Dia mendirikan Terra LUNA dengan tujuan mengembangkan sistem pembayaran yang lebih efisien menggunakan teknologi blockchain.
Sebelumnya, Do Kwon sempat mendirikan dan menjabat sebagai CEO Anyfi, sebuah start up yang menyediakan solusi jaringan mesh nirkabel terdesentralisasi.
Pria ini juga sempat bekerja sebagai insinyur perangkat lunak untuk Microsoft dan Apple.
Saat meluncurkan Terra USD, Kwon mampu menjanjikan investor sesuatu yang menarik dan berguna, yaitu stablecoin yang terdesentralisasi, tetapi tanpa pendekatan yang canggih untuk membangunnya.
Menurut CoinDesk, pada dasarnya Kwon menjiplak proyek token kripto yang sudah gagal. Pengamat juga sudah memperingatkan Kwon bahwa proyek yang sama yaitu Luna, akan gagal pula.
Ini dibuktikan dengan gagalnya Terra Luna pada Mei 2021, ketika kapitalisasi pasar TerraUSD hanya 2 miliar dolar.
Kwon menilai kegagalan itu hanya kekeliruan yang tidak akan berdampak besar pada token kripto bikinannya.
Praktik ini sama dengan Holmes yang begitu yakin teknologinya akan mengatasi kegagalan. Dalam kasus Kwon, ia optimistis terus melanjutkan proyek Terra Luna.
Semangatnya tersebut menarik minat investor untuk menyuntik Terra Luna hingga 40 miliar dolar AS. Oleh karena itu, kapitalisasi pasar Terra USD naik lebih dari 18 miliar.
Selain Terraform Labs, ia memperluas juga proyek kriptonya melalui Anchor Protocol dan Mirror Protocol pada tahun 2021, seperti dikutip dari CoinTelegraph, Jumat (13/5/2022).
Tak hanya aktif membuat solusi berbasis teknologi, Kwon juga merupakan seorang investor. Di antara sederet perusahaan yang menjadi ladang investasinya yaitu Flint, Iron Fish, pSTAKE dan Ape Board.