PARBOABOA, Jakarta – Masyarakat adat Namblong di Kabupaten Jayapura, Papua tidak mengenal nasi sebagai makanan pokok.
Mereka biasanya makan sagu yang dibuat menjadi berbagai macam olahan khas, salah satunya gedi gulung.
Gedi gulung atau swamening merupakan makanan pokok khas Distrik Namblong di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Layaknya nasi bagi masyarakat di pulau lain di Indonesia, gedi gulung dikonsumsi sebagai makanan setiap hari, mulai pagi sebelum pergi ke hutan hingga sore hari setelah pulang dari hutan.
Menurut salah seorang perempuan adat Namblong, Regina Bay, gedi gulung juga menjadi salah satu makanan yang disajikan saat acara adat.
"Kalau ada acara adat, misalnya para tetua adat sedang bicara soal kerusakan hutan, ini makanan (gedi gulung) harus disajikan," katanya kepada PARBOABOA, ditemui di di Jakarta Selatan.
Selain saat acara adat, gedi gulung juga biasa disajikan di acara-acara pemerintahan.
Regina mengaku setiap kali ada acara pemerintahan, ia kerap ditanya ketersediaan gedi gulung oleh pejabat daerah.
"Kalau di tempat-tempat acara, ini duluan laris, nasi belakangan. Pejabat-pejabat di kabupaten juga pada tanya 'mama siap swamening? Siap'!" ucapnya.
Membuat Gedi Gulung
Pembuatan gedi gulung ini juga dipraktikkan Regina saat Dialog Kebudayaan yang digelar Pusaka Bentala Rakyat di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Ia bahkan membawa langsung bahan-bahan untuk membuat gedi gulung dari kampungnya di Jayapura.
Bahan yang didatangkan jauh dari Papua di antaranya daun gedi—semacam daun pepaya Jepang—pati sagu dan sayur lilin.
Sementara bahan lainnya sebagai pelengkap seperti serai dan kelapa parut, ia beli di Pasar Minggu.
Mama Regina, begitu ia akrab disapa mulai meracik gedi gulung itu.
Ia kemudian membuka sejumlah daun gedi, di atasnya diletakkan pati sagu, kelapa parut dan sayur lilin.
Daun gedi yang sudah terisi itu dibungkus dan diikat dengan daun serai.
Gedi gulung itu lantas direbus di atas wajan selama sekitar 20 menit.
"Rebus langsung makan, kasih garam dan sambal biar ada rasa. Ini makanan pokok khas kami, turun temurun," kata Mama Regina.
Tak hanya direbus, Regina mengatakan gedi gulung bisa juga dimasak dengan dibakar dan dikukus tergantung selera.
Cara memakan gedi gulung, kata Mama Regina, dimakan begitu saja dengan dicocol sambal.
Ada rasa gurih, kenyal dan seperti ada rasa ikan di dalam gedi gulung.
"Rasa ikan yang muncul di gedi gulung berasal dari sayur lilin," katanya.
Saat itu, Regina juga mempersilakan pengunjung mencicipi gedi gulung buatannya yang telah dipotong-potong.
"Gedi gulung ini memperlancar pencernaan, dan bisa buat obat sakit lambung," imbuh mama Regina.