PARBOABOA, Jakarta – Pemimpin atau Menteri Utama Skotlandia, Nicola Sturgeon resmi mengundurkan diri dari jabatannya setelah delapan tahun menjabat. Ia menyebut, langkah ini adalah sebuah keputusan yang telah ia pikirkan dalam beberapa minggu terakhir.
Pemimpin Partai Nasional Skotlandia (SNP) ini mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 11.00 waktu setempat atau pukul 18.00 WIB, seperti dilansir AFP.
"Ini waktu yang tepat bagi saya untuk pergi. Saya memutuskan mengundurkan diri. Saya akan tetap memegang jabatan ini sampai penerus saya terpilih," kata Sturgeon dalam jumpa pers tersebut seperti dikutip Reuters, Rabu (15/02/2023)
Keputusan Sturgeon ini cukup mengejutkan para politikus Skotlandia. Seperti Anggota Parlemen SNP untuk Glasgow Central, Alison Thewliss, yang mengaku benar-benar soal kabar tersebut. Menurutnya, Sturgeon merupakan pemimpin yang luar biasa.
Di samping itu, eks Anggota Parlemen SNP, Stephen Gethins juga mengatakan terkejut dan kecewa dengan kabar tersebut.
"Nicola Sturgeon adalah seseorang yang memimpin dengan perbedaan," katanya.
Begitu juga dengan Anggota SNP lainnya, Stewart McDonal, menggambarkan Sturgeon sebagai pegawai negeri di era devolusi.
Sebagai informasi, Sturgeon merupakan pemimpin perempuan pertama di Skotlandia. Ia mengaku tertarik dengan dunia politik sejak usia dini. Dirinya bahkan bergabung dengan SNP saat menginjak usia 16 tahun, tepatnya pada 1986.
Ia juga mengaku terinspirasi dari Margaret Thatcher yang sempat menjabat Perdana Menteri Inggris. Ia kemudian mengambil prodi hukum di Universitas Glasgow pada 1992 dan berhasil menjadi pengacara di firma hukum Glasgow.
Ditahun yang sama, Sturgeon menjadi kandidat parlemen termuda di Skotlandia pada usia 22 tahun. Lalu pada 1999, Sturgeon lantas menduduki kursi anggota parlemen Skotlandia (MSP).
Editor: Sondang