PARBOABOA, Jakarta – Usai perhelatan KKT G20 yang digelar sejak Selasa (15/11/2022) lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) masih menyempatkan diri untuk blusukan ke Pasar Badung, Bali pada Kamis (17/11/2022) pagi.
Kunjungannya ke Pasar Badung mengundang perhatian banyak orang, termasuk para jurnalis yang berasal dari Indonesia dan luar negeri.
Kepada para jurnalis yang hadir, Jokowi kemudian menyampaikan tujuannya melakukan blusukan dan melafalkannya dalam bahasa Inggris.
“Pertama saya berterima kasih kepada media yang sudah meliput G20. Pagi hari ini setelah acara G20, saya ke Pasar Badung. Seperti biasanya saya ingin melihat harga-harga barang, kemudian inflasi yang itu penting dalam hal kita membuat policy dari keadaan-keadaan yang ada di pasar,” ucap Jokowi sebagaimana dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (17/11/2022).
“Saya pergi ke pasar, saya berbicara langsung dengan masyarakat, saya mendengar langsung masyarakat terkait kondisi mereka, apa yang jadi tantangan mereka, serta dampak dari inflasi. Pergi ke pasar seperti ini membuat saya mengerti dan memahami dengan baik apa yang masyarakat hadapi, hingga saya bisa mengambil kebijakan,” lanjutnya.
Menimpali pernyataan Jokowi, salah seorang perempuan jurnalis asing membuka pertanyaan dengan menjelaskan pengamatannya terhadap sosok Jokowi sebagai sosok kepala negara.
Video momen pertanyaan itu diunggah oleh akun TikTok @ryjojaya dan telah ditonton sebanyak 10 juta kali saat berita ini ditulis. Parboaboa telah meminta izin untuk mengutip video tersebut.
“Anda tampaknya seperti seorang presiden yang suka dengan keramaian. Anda suka datang ke pasar, dan sebagai seorang presiden dan tuan rumah G20, Anda pergi ke Ukraina dan Rusia. Anda telah melakukan upaya besar dalam membuat keputusan akhir dan G20 (menjadi) tempat di mana orang-orang dapat berbicara,” jelas jurnalis tersebut.
Sayangnya, rekaman audio tiba-tiba tidak terdengar untuk sesaat, hingga akhirnya jurnalis perempuan itu mempertanyakan pandangan Jokowi mengenai gelaran G20 selanjutnya.
“Akhirnya ada kesepakatan bersama. Apakah (sekarang) Anda melihat dunia sudah tidak lagi terbagi dalam blok? Menurut Anda, apakah tugas presidensi G20 berikutnya (di India), akan lebih mudah karena dunia tidak lagi terbagi dalam blok?” tanya jurnalis asing itu.
Dengan rawut wajah seperti kesal, Jokowi sembari mengangkat tangannya menjawab dengan singkat, jelas, dan padat.
"Tidak! Kita butuh kerja sama. Kita butuh kolaborasi, bukannya rivalitas, bukan konflik terbuka. Tidak!" tegas Jokowi sambil menatap tajam.
Sesi wawancara ini kemudian menjadi sorotan netizen lantaran sempat menilai presiden Jokowi tidak paham dengan pertanyaan yang cukup panjang dari sang jurnalis.
“Gw deg-deg dengar jawabannya, takut gk tau,” komentar salah satu pengguna TikTok.
“Gua yg cemas di buat nya.gua tkt pak jokowi gk paham bhasa english, alhmdulillah bpk sigap nanggapinya keren pak,” balas netizen lainnya.
“Ditanya apa … jawabnya apa … nggak nyambung,” balas warganet Twitter dalam unggahan video oleh akun @alextham878.
Pada saat yang bersamaan, mispersepsi netizen itu juga terjawab dengan komentar-komentar yang ada di dalam video.
“Ini presiden cerdass, pertanyaan muter2 blunder, pakde udah nangkep intinya dan langsung stop prtanyaan dg jawaban yg cerdas dan tegas,” komen salah satu netizen TikTok.
“Pas awal nyengir makin lama muka pak de kek tertekan bangetttt ehh ternyata lagi siapin jawaban untuk ultiiii i love you pak deeee,” komentar netizen lainnya.
Dalam video lengkap yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, jurnalis asing tersebut melanjutkan pertanyaannya.
“Dan apakah hal itu memungkinkan untuk terjadi?” tanya jurnalis.
"Dengan ruang dialog, dengan komunikasi yang baik, saya yakin kita akan punya solusinya," sahut Jokowi.
Sesi jumpa pers tersebut pun berakhir dengan Jokowi meninggalkan area sambil melambaikan kedua tangannya.