PARBOABOA, Pematang Siantar – Kehadiran relawan pengawal ambulans di Pematang Siantar, Sumatra Utara (Sumut), tampaknya belum diterima baik oleh masyarakat.
Meskipun telah berusaha memberikan kontribusi positif dalam membantu sistem kesehatan dan pelayanan darurat, opini masyarakat terkait keberadaan mereka ternyata bervariasi.
Andri (35), seorang warga Kecamatan Siantar, mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan inisiatif relawan. Ia berpendapat bahwa sirene sudah cukup untuk mengamankan perjalanan ambulans.
Baginya, relawan pengawal justru menjadi penghambat dan menyulitkan pengguna jalan serta memperlambat proses pengantaran pasien.
"Jika pengendara responsif terhadap suara sirene ambulans, keberadaan relawan pengawal tidak diperlukan," katanya kepada Parboaboa, Kamis (16/12/2023).
Di sisi lain, ada juga warga yang memahami manfaat besar yang dibawa oleh relawan pengawal.
Jundi (27), warga Kelurahan Timbang Galung, Kecamatan Siantar Barat, mengatakan bahwa keberadaan relawan sangat berperan dalam menertibkan lalu lintas dan memastikan ambulans dapat melewati jalanan yang padat.
"Iya kadang kayak di Pasar Horas kan macet itu, pernah itu langsung disuruh minggir angkot-angkot itu," ujarnya.
Pendapat serupa juga datang dari Haris Situmorang, seorang pengemudi ambulans Rumah Sakit Harapan Pematang Siantar.
Menurutnya, saat melewati daerah yang padat, sulit untuk mendapatkan jalan yang bebas hambatan tanpa bantuan relawan.
Relawan pengawal ambulans membantu mengatasi situasi tersebut dengan mengatur lalu lintas dan memastikan ambulans bisa melewati dengan lancar.
"Tanpa bantuan mereka, pengemudi ambulans merasa sulit untuk mengkoordinasikan arus lalu lintas dan pasien bisa terlambat dalam mendapatkan pertolongan,” jelasnya.
Keberadaan Relawan Pengawal Ambulans di Pematang Siantar
Saat ini, terdapat sekitar 20 relawan yang tergabung dalam Relawan Patwal Ambulans Indonesia (RPAI) Pematang Siantar yang diketuai oleh seorang perawat dari Rumah Sakit Tentara, Untung P. Simanjuntak.
Mereka terdiri dari beragam profesi, dengan anggota terbanyak berasal dari para pengemudi gojek online.
Organisasi ini sendiri telah disahkan oleh Kepolisian Sektor (Polsek) Pematang Siantar, bersama relawan dari kelompok lain seperti relawan Indonesia Escorting Ambulance (IEA).
Dalam menjalankan tugasnya, para relawan biasanya dihubungi melalui pesan singkat oleh pihak ambulans untuk memberikan pengawalan, menertibkan lalu lintas, dan memastikan ambulans sampai tujuan dengan aman.
Meski tugas ini terlihat sederhana, para relawan dituntut untuk memiliki kelengkapan administratif, termasuk Surat Izin Mengemudi (SIM), surat-surat kendaraan yang lengkap, helm dan sepatu.
Mereka juga diwajibkan untuk menjaga jarak sekitar 10 meter dengan ambulans untuk memastikan keamanan selama perjalanan.
Editor: Rian