Nelayan Enggan Melaut karena Cuaca Buruk, Harga Ikan Melambung

Kondisi pasar ikan di Parluasan Pematang Siantar, Selasa (15/11/2022) (Foto: Parboaboa/ Patrick)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Ikan mengalami kelangkaan di pasaran sejak sepekan terakhir, karena banyak nelayan memilih tidak melaut akibat cuaca yang buruk. Ketersediaan stok menjadi minim dan harga jual melambung tinggi. 

Salah satu pedagang ikan di Pasar Parluasan Pematang Siantar, Slamet Ginting mengatakan, sejak sepekan terakhir stok ikan yang dia terima dari agen menurun. Biasanya dalam sehari bisa sampai 10-15 box ikan diterimanya untuk dijual, saat ini hanya 5 box.

Ikan yang diualnya itu pun diakui Slamet sering tidak habis karena peminat yang menurun. Untuk menutupi kerugian, seringnya harga diturunkan demi menutupi modal.

"Kalau ikan tidak habis, terpaksa kami es kan lagi, tapi kan sudah tidak segar. Kalau harga juga tidak bisa kami ubah karena sudah ada pasarannya. Yang kami lakukan hanyalah menurunkan harga jika ikannya sudah tidak laku, yang penting balik modal sajalah," ucap Slamet kepada Parboaboa, Selasa, (15/11). 

Pedangang lainnya Anto menjelaskan, beberapa jenis ikan yang mengalami kelangkaan jenis tongkol dan harganya naik signifikan menjadi Rp40 ribu perkilogramnya, dari sebelumnya Rp30 ribu.

"Sudah beberapa hari ini cuaca buruk, saya di sini sudah dari pukul 2 subuh tadi. Sudahlah ikannya sedikit tidak habis pulak," jelasnya.

Syafii pedagang lainnya yang juga berjualan di Pasar Parluasan mengatakan, ikan dagangannya paling banyak berasal dari Aceh dan sisanya ada dari Batubara, Tanjung Balai dan Belawan. 

"Saya sudah 20 tahun jualan di sini. Tapi karena cuaca lagi buruk yang masuk barang hanya dari Aceh sajalah ini," ucapnya. 

Disebutkan Syafii, untuk ikan dencis, guring, ikan merah saat ini harga perkilogramnya Rp22 ribu, sedangkan ikan tongkol antara Rp40 ribu sampai Rp50 ribu (tergantung ukuran). 

"Biasanya banyak itu datang dari Raya, Saribu Dolok, Balige dan lain-lain dari wilayah Toba sana. Karena cuaca buruk, bagaimana mereka mau datang. Jadi karena tidak habis terpaksa ya kami eskan ajalah," ucap Syafii.

Terpisah, salah satu nelayan di Batubara, Budi mengatakan, akibat cuaca buruk dia tidak melaut terjadi sejak beberapa minggu ini. 

"Kami tidak berani melaut karena ombak deras, hujan dan angin yang lumayan kencang. Walaupun kami melaut, belum tentu ada ikan. Lebih baik kami menunggu cuaca membaik," ucapnya. 

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Budi Prasetyo menerangkan, Sumatra utara sedang dilanda cuaca ekstrim akibat oleh pergeseran angin yang berasal dari wilayah Kalimantan. 

"Diperkirakan untuk wilayah Pantai Timur meliputi Batubara, Tanjung Balai, Belawan berpotensi hujan disertai angin dengan intensitas antara ringan hingga ke sedang," ucap Budi.

Budi menjelaskan, pergeseran angin ini akan berlangsung hingga tiga hari kedepan dan merata terjadi di seluruh wilayah Sumatra Utara, khususnya di wilayah Pantai Timur. 

“Dan kebanyakan terjadi hujan berangin pada saat malam hari," jelasnya. 

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS