PARBOABOA - Untuk pertama kalinya saham Netflix Inc (NFLX.O) mengalami penurunan secara drastis dalam sepuluh tahun terakhirnya. Penurunan sebesar 26 persen dalam perdagangan pramarket dialami sejak Rabu (20/4/2022).
Penurunan ini disebabkan oleh adanya imbas penurunan jumlah pelanggan Netflix yang mencapai hingga 200.000 pelanggan pada kuartal pertama tahun ini.
Angka tersebut merupakan angka yang sangat jauh dari target perusahaan yang menginginkan pertumbuhan hingga 2,5 juta pelanggan.
Lebih lanjut, Netflix memperkirakan akan ada kerugian yang lebih besar di kemudian hari, bahkan sampai dua juta pelanggan di kuartal kedua.
"Pertumbuhan pendapatan kami sudah sangat melambat," kata Netflix dalam suratnya kepada para pemegang saham, seperti dilansir The Verge.
Platform streaming itu melanjutkan, pandemi hanya "mengaburkan gambar," dengan adanya banyak masalah yang tersembunyi di bawah permukaan.
Dikutip dari Reuters Business, penurunan jumlah pelanggan ini salah satunya disebabkan oleh invasi Rusia yang membuat perusahaan kehilangan 700.000 pelanggan yang berasal dari Ukraina.
Inflasi dan persaingan ketat dengan layanan streaming lainnya juga turut menambah masalah yang dihadapi perusahaan.
"Semakin jelas bahwa laju pertumbuhan ke market yang ditargetkan (broadband home) kami sebagian bergantung pada faktor-faktor yang tidak kami kendalikan secara langsung, seperti penggunaan TV yang terkoneksi, adopsi entertainment on-demand, hingga biaya data," kata Netflix.
"Kami percaya faktor-faktor itu akan terus meningkat selama beberapa waktu, sehingga semua rumah tangga broadband akan menjadi pelanggan potensial Netflix," tambah perusahaan.
Netflix mengatakan tengah fokus mencari cara terbaik untuk memonetisasi akun selain dari mereka yang tinggal serumah. Mereka mengakui kalau fitur sharing akun kemungkinan bisa mendorong angka pertumbuhan.
"Berbagi akun sebagai persentase dari keanggotaan berbayar kami tidak banyak berubah selama bertahun-tahun, tetapi ditambah dengan faktor pertama, ini berarti lebih sulit untuk menumbuhkan keanggotaan di banyak pasar," tulis pernyataan Netflix.
"Meskipun kami tidak akan dapat memonetisasi semuanya saat ini, kami yakin ini adalah peluang jangka pendek hingga menengah yang besar." lanjutnya.
Sejak awal pandemi COVID-19, Netflix mengalami lonjakan pengguna di mana adanya kebijakan lockdown yang mengharuskan orang beraktivitas dari rumah sehingga banyak yang membutuhkan hiburan.
Sementara itu Netflix juga harus menghadapi persaingan sengit yang banyak bermunculan seperti Disney Plus dan HBO Max yang menawarkan layanan serupa dengan konten-konten lebih menarik. Tak heran jika ini juga menjadi faktor Netflix kehilangan pelanggannya.