Belum lama ini Direktur
Pengembangan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rose Dian Sundari
mengatakan, pihaknya mendukung literasi dan inklusi keuangan digital hingga di
desa.
Hal tersebut diharapkan
mampu mengakselerasi digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta
ekonomi lokal maupun nasional di masa pandemi COVID-19.
Seperti dilansir dari
Antara, Ia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai memiliki kesadaran
serta pengetahuan akan pemanfaatan produk dan layanan keuangan digital. Hanya
saja, ia menilai, masih terdapat jarak (gap)
antara mereka yang tinggal di perkotaan dan pedesaan.
"Tingkat literasi
dan inklusi keuangan memiliki peran dalam penggunaan produk dan layanan digital
oleh masyarakat. Berdasarkan survei di tahun 2019, tingkat literasi dan inklusi
keuangan selalu meningkat, namun, agak kurang seimbang antara kota dan
desa," pungkas Rose.
"Namun, dari
survei tersebut juga dapat dilihat bahwa penduduk Indonesia kebanyakan telah
menggunakan layanan dari produk keuangan digital, tapi tidak dibarengi dengan
tingkat literasi dan pemahaman konsumen dalam penggunaan produk layanan
keuangan yang ia gunakan. Salah satu tantangannya adalah karena Indonesia
memiliki beragam kondisi daerah seperti geografis dan demografis,"
imbuhnya.
Untuk mencapai
pemerataan literasi dan inklusi keuangan digital hingga tingkat desa, Rose
mengatakan OJK telah memiliki sejumlah regulasi dan program untuk percepatan
upaya tersebut.
Pertama adalah melalui
arahan Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional
Keuangan Inklusif (SNKI), program Strategi Nasional Keuangan Inklusi yang di
dalamnya ada edukasi keuangan hingga perlindungan konsumen, serta program Tim
Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
TPAKD sendiri merupakan
suatu forum koordinasi antar instansi dan stakeholders
terkait untuk meningkatkan percepatan akses keuangan di daerah dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih
sejahtera.
"Harapannya,
literasi digital untuk UMKM bisa lebih meningkat, terlebih ada TPAKD di daerah,
dimana UMKM masih sangat sedikit yang disentuh oleh kegiatan-kegiatan transaksi
digital. Mudah-mudahan teman-teman yang punya platform juga nanti tertarik di
program ini," ujar Rose.
"Untuk
program-program ini sangat didukung oleh pemda masing-masing, sehingga secara
otomatis (literasi dan inklusi keuangan) akan lebih meningkat cepat. Semua yang
punya platform bisa juga menciptakan
produk baru yang in-line dengan TPAKD
untuk memajukan ini," ujarnya menambahkan.