Pakai Senjata Kiriman NATO, Giliran Ukraina Bombardir Rusia

Asap tebal membumbung dari pangkalan Rusia yang hancur oleh serangan howitzer NATO yang ditembakkan pasukan Ukraina. Daily Mail

PARBOABOA, Pematangsiantar - Ukraina mengebom sebuah pangkalan Rusia dengan menggunakan aenjata yang disumbangkan oleh NATO. Hal itu menunjukkan potensi keakuratan persenjataan yang kini dimiliki Ukraina. 

Dilansir Daily Mail, Rabu (25/5/2022), sebuah video menunjukkan bagaimana militer artileri Ukraina menggempur sasaran yang berjarak sekitar 20 Km dengan meriam howitzer. 

Brigade Penyerbu Gunung Transcarpathian ke-128 mengatakan jika tembakan mereka menghantam pangkalan Rusia, menghancurkan sebuah kendaraan SUV militer, serta menewaskan beberapa pasukan musuh. 

"Pasukan artileri Brigade Penyerbu Gunung Transcarpathian ke-128  mengenai pangkalan komando tentara Rusia," demikian pernyataan militer Ukraina tanpa menyebutkan lokasi tepatnya. 

"Sebuah SUV militer bertanda Z dan beberapa rashist (tentara Rusia) hancur. Tembakan itu dilakukan dengan menggunakan sebuah howitzer yang dikirimkan ke Ukraina sebagai bantuan dari NATO," lanjut pernyataan tersebut. 

Tayangan drone memperlihatkan detik-detik bagaimana peluru kaliber 155 menghancurkan sasarannya. Tembakan itu mendemonstrasikan akurasi persenjataan terbaru yang dikirimkan guna memperkuat angkatan bersenjata Ukraina. 

Meriam howitzer M198 dikirim ke Ukraina oleh Amerika Serikat. Senjata itu menjadi salah satu strategi NATO untuk membekali Kyiv dengan persenjataan serbu agar dapat menandingi Moskow di medan perang. 

Sebelumnya, negara-negara NATO menyusun strategi yang kebanyakan hanya menyediakan persenjataan pertahanan kepada Ukraina. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari eskalasi dan provokasi. 

Akan tetapi, ketika konflik di Donbas --wilayah perindustrian utama Ukraina-- mencapai puncaknya, superioritas artileri Rusia semakin terlihat dan dinilai sangat mematikan. 

Maka dari itu, kehadiran senjata seperti howitzer M198 itu dinilai dapat meningkatkan kepercayaan diri pasukan Ukraina. 

Meriam berakurasi tinggi itu mampu memuntahkan empat peluru per menit dengan jarak jelajah hingga 20 Km. Senjata ini digunakan untuk menyetarakan kekuatan. 

Selain itu, Ukraina juga telah melakukan inovasi dalam penggunaan drone udara untuk mengawasi medan pertempuran serta menemukan lokasi musuh yang kemudian informasi tersebut dikirimkan kepada pasukan artileri. 

Sementara saat ini Rusia disebut mengalami kerugian luar biasa dalam menghadapi gigihnya pertahanan Ukraina. 

Jika angkatan bersenjata Ukraina ingin melancarkan serangan balasan guna mengambil alih wilayah yang sudah diduduki Rusia, maka mereka membutuhkan lebih banyak pasokan senjata dari NATO. 

Rusia melancarkan agresi ke Ukraina pada 24 Februari. Sejak saat itu hingga 23 Mei, Moskow telah kehilangan 29.350 personel. Jumlah itu didapat dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.

Ukraina juga mengeklaim bahwa Rusia telah kehilangan 1.302 tank, 3.194 kendaraan tempur lapis baja, 606 persenjataan artileri, dan 201 sistem peluncuran roket ganda.

Belum lagi Rusia juga kehilangan 93 sistem anti-pesawat, 205 pesawat tempur, 170 helikopter, 2.213 kendaraan bermotor dan tanker bahan bakar, 13 kapal, 480 drone, 43 unit peralatan khusus, serta 112 rudal jelajah.

Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut invasi Rusia itu sebagai "kegagalan mutlak".

Zelenskyy menambahkan jika pihaknya bertekad merebut kembali kota-kota di bagian selatan yang saat ini diduduki oleh pasukan Rusia.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS