PARBOABOA, Pematangsiantar - Setelah bertempur habis-habisan selama berminggu-minggu, pasukan Ukraina yang terdesak akhirnya mulai mundur dari Kota Sievierodonetsk untuk menyusun kekuatan.
Dilansir Associated Press, Sabtu (25/6/2022), rencana penarikan mundur pasukan Ukraina dari kota pusat adminstratif Provinsi Luhansk ini dilakukan di tengah bombardir tanpa henti militer Rusia yang mengubah Sievierodonetsk menjadi puing-puing dan reruntuhan.
Sievierodonetsk merupakan salah satu kota industri penting berpopulasi 100.000 orang, dan kini tercatat hanya sekitar 10.000 penduduk yang masih bertahan. Sementara sisanya telah melarikan diri atau meninggal.
Di kota ini, pertempuran dilakukan dalam jarak dekat. Pasukan Moskow dan Kyiv bertempur dari satu rumah ke rumah lainnya demi mempertahankan atau merebut wilayah yang dikuasai musuh.
Tapi karena terdesak, pasukan Ukraina terpaksa mundur ke pabrik kimia Azot yang terletak di pinggiran kota.
Di sana mereka bertahan dan menyebar di antara struktur bangunan bawah tanah bersama 500 warga sipil yang berlindung.
Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Rusia telah membuat kemajuan di sekitar Sievierodonetsk dan kota tetangganya, Lysychansk. Mereka bersiap mengepung tentara Ukraina.
Sievierodonetsk and Lysychansk telah menjadi tujuan utama Kremlin guna menaklukkan wilayah perindustrian Donbas di timur serta menghancurkan pasukan Ukraina yang mempertahankannya.
Kedua kota itu, dan beberapa wilayah di sekitarnya, menjadi kantung utama pertahanan Ukraina di Provinsi Luhansk --di mana 95 persen wilayahnya berada di bawah kendali separatis pro-Moskow.
Tentara Rusia dan pemberontak separatis juga menguasai sekitar setengah dari wilayah Donetsk, provinsi kedua di Donbas.
Rusia sepenuhnya menggunkaan kemampuan militer yang dimiliki untuk menghancurkan Sievierodonetsk. Sementara Ukraina sangat mengandalkan kiriman persenjataan dari negara-negara Barat.
Akan tetapi, hancurnya seluruh jembatan penghubung telah menghambat tentara Ukraina untuk menyusun kekuatan dan mengevakuasi korban luka-luka.
Hingga kini, hampir seluruh sumber listrik, air, dan insfrastruktur komunikasi telah dihancurkan.
Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan kepada AP bahwa pasukan Ukraina telah diperintahkan mundur dari Sievierodonetsk guna mengurangi kerugian yang lebih besar lagi dan memperkuat posisi.
Kepala Administrasi Regional Luhansk, Roman Vlasenko, mengatakan bahwa penarikan mundur pasukan Ukraina telah dimulai dan akan memakan waktu hingga beberapa hari.
"Hingga saat ini, militer Ukraina masih bertahan di Sievierodonetsk. Mereka telah ditarik mundur dari kota saat ini. Dimulai kemarin (Kamis)," kata Vlasenko kepada CNN.
Sementara juru bicara militer Ukraina menolak berkomentar dan mengatakan bahwa kebijakan pemerintah mencegahnya memberi keterangan terkait pergerakan pasukan.
"Sangat disesalkan, kami harus menarik pasukan keluar dari Sievierodonetsk. Karena tak masuk akal bertahan di lokasi yang sudah hancur dan jumlah (pasukan) yang tewas saat bertempur terus bertambah," kata Haidai kepada AP.
Haidai juga menambahkan, seiring penarikan mundur dilakukan, beberapa tentara Ukraina masih tetap bertahan di Sievierodonetsk untuk menghadapi serangan Rusia yang telah menghancurkan 80 persen bangunan di kota itu.