PARBOABOA, Jakarta – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Kementerian Pertanian akan menggelar program Gerakan Tanam Serempak sebagai upaya untuk menghadapi potensi krisis pangan.
"Rencananya dalam waktu dekat akan dilaksanakan Gerakan Tanam Serempak untuk menghadapi dan mengatasi krisis pangan," ujar Kepala Bidang Distribusi DKPP Kota Bogor, Soni Gumilar dikutip dari Antara, Minggu (11/12/2022).
Ia mengatakan bahwa krisis yang dihadapi Kota Bogor adalah terus berkurangnya lahan persawahan.
"Di Kota Bogor, krisis yang dihadapi adalah luas lahan persawahan yang berkurang,” kata Soni.
Untuk itu, Gerakan Tanam Serempak ini bertujuan untuk mengatasi hal tersebut, dengan mengajak masyarakat untuk mempercepat produksi padi di sisa lahan persawahan yang masih ada, sekaligus sebagai gerakan ketahanan pangan keluarga.
Sebagai informasi, luas lahan persawahan terus berkurang, sejak tahun 2009. Saat itu luas lahan masih mencapai 1.100 hektare dan mulai menyusut pada tahun 2014 menjadi 787 hektare.
Kemudian pada tahun 2017, lahan kembali menyusut hingga tersisa hanya 300 hektare.
Hal tersebut tidak selaras dengan kebutuhan beras dari penduduk Kota Bogor yang membutuhkan sekitar 110.000 ton beras, namun lahan sawah yang tersisa hanya mampu memproduksi 4.500 ton, sehingga harus memasok kekurangannya dari Kota Cianjur, Indramayu, dan daerah lain.
Sebagai informasi, Gerakan Tanam Serempak adalah kegiatan yang didorong oleh Kementerian Pertanian yang bertujuan untuk mendukung percepatan tanam padi sawah. Gerakan ini dilaksanakan di beberapa daerah, seperti Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, dan Kabupaten Sleman Yogyakarta.