PARBOABOA, Medan – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) akan mengadakan program mudik gratis Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.
Program itu ditampung dengan anggaran Rp 39,8 miliar yang dikeluarkan untuk program pengendalian dan penanganan dampak inflasi di Sumut. Dana tersebut berasal dari APBD sumut dan Dana Tranfer Umum (DTU) sebesar 2 persen tahun 2022.
Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Naslindo Sirait, menerangkan bahwa gagasan itu dilakukan Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi sebagai bentuk kepedulian Pemprov Sumut untuk bisa meringankan beban masyarakat dalam hari besar keagaman.
“Persiapan natal dan tahun baru ada dua hal lagi yang akan dipersiapkan, yakni, ada pasar murah, kita juga akan memfasilitasi masyarakat untuk mudik mahasiswa dan masyarakat. Nah, itu program Pemprov Sumut dalam waktu dekat,” ujar Naslindo kepada wartawan, Jumat (21/10).
Bukan hanya itu, Naslindo juga menjelaskan, pada bulan Desember 2022, Pemprov Sumut juga akan menggelar pasar murah di sejumlah titik di provinsi. Program tersebut dilakukan sebagai upaya pengendalian dan penanganan dampak inflasi di Sumut. Hal itu di sebabkan, saat natal dan tahun baru daya beli meningkat akan memicu inflasi.
“Kita berharap Oktober kita bisa deflasi, kalau ada inflasi sekitar 0,03 persen. Dan untuk bulan Desember nanti kita berharap tidak terlalu tinggi, jika diadakan pasar murah setiap kabupaten/kota. Dan masyarakat yang berpenghasilan rendah dapat membeli barang-barang itu di pasar murah,” pungkasnya.
Ia juga menambahkan, program pengendalian dan penanganan dampak inflasi secara reguler di Sumut sudah ada beberapa kebijakan yang dilakukan, seperti memberikan bantuan kepada petani cabai merah dan bawang merah.
“Adanya penanggulangan inflasi ini, sudah di programkan secar rutin (reguler) Pemprov Sumut. Dalam hal yang reguler juga sebenarnya sudah kita anggarkan terutama pemberian bibit kepada para petani,” ucapnya.
Naslindo menerangkan, pembagian bibit cabai, bibit bawang, dalam rangka memenuhi persediaan produksi, karena inflasi itu bersumber berkurangnya produksi.
“Untuk cabai, bawang merah sudah kita anggarkan, nanti petani bisa dapat itu (bibit). Sehingga biaya mereka membeli bibit sudah berkurang, sehingga harga komoditas itu sudah murah,” tuturnya.
Ia juga mengatakan dari Rp39,8 miliar membantu bibit unggas, berupa bibit ayam buras, bibit itik, bibit ikan, dan bantuan sarana produksi bagi pengguna UMKM di Sumut.
“ Bantuan UMKM untuk sarana produksi mereka di APBD murni, itu bagian dari Rp39 miliar. Dan sudah direalisasikan untuk bantuan UMKM, seperti tenda, mesin jahit, alat timbangan, alat-alat jualan dan alat produksi,” tambahnya.