Tolak Hasil Pilpres, Ribuan Orang Pendukung Jair Bolsonaro Kepung Istana Kepresidenan Brasil

Tolak Kekalahan Jair Bolsonaro di Pilpres, Ribuan Orang Pendukungnya Kepung Istana Kepresidenan Brasil pada Minggu (08/01/2023). (Foto: (AFP/Evaristo Sa)

PARBOABOA, Jakarta - Kekacauan terjadi di ibu kota Brasil, Minggu (8/1/2023). Ribuan orang pendukung mantan presiden Brasil sebelumnya, Jair Bolsonaro menyerbu kongres, gedung Mahkamah Agung dan berupaya untuk menduduki Istana Presiden.

Berdasarkan keterangan media lokal, sekitar 3.000 orang terlibat dalam demonstrasi yang berujung kerusuhan ini. Beberapa ribu pengunjuk rasa masuk ke gedung dan menghancurkan furnitur di gedung Mahkamah Agung dan kongres.

Sebagian pengunjuk rasa kemudian memanjat atap gedung untuk membentangkan spanduk dengan seruan kepada militer Brasil bertuliskan 'Intervensi'.

Aksi ini dilakukan massa, setelah Bolsonaro dinyatakan kalah dari Luiz Inacio Lula da Silva dalam pemilihan presiden yang berlangsung pada Oktober tahun lalu.

Dalam kontestasi politik tersebut, Lula mengantongi suara 50,9 persen, ia unggul dari Bolsonaro yang mendapat suara 49,1 persen.

Atas kemenangan itu, Lula kemudian dilantik menjadi Presiden Brasil pada pekan lalu.

Pelantikan inilah yang memicu aksi penyerbuan yang dilakukan para pendukung Bolsonaro yang mengklaim adanya kecurangan dalam pemilihan.

Bolsonaro sendiri menolak menerima kekalahannya dari Lula. Bahkan, pekan lalu saat pelantikan pesaingnya itu, ia memilih meninggalkan Brasil, alih-alih mengambil bagian dalam upacara pelantikan Lula da Silva, di mana ia seharusnya menyerahkan selempang presiden yang ikonik.

Sementara itu, Presiden Lula sedang tidak berada di Ibu Kota Brasil saat kejadian. Dia sedang berkunjung ke Kota Araraquara yang sedang dilanda banjir.

Untuk meredakan huru hara tersebut, Lula menandatangani dekrit yang  memberikan kekuasaan khusus kepada pemerintahnya untuk memulihkan hukum dan ketertiban di ibu kota.

"Kami akan mencari tahu siapa pengacau ini, dan mereka akan dijatuhkan dengan kekuatan penuh hukum," ucapnya seperti dilansir dari CNA, Senin (9/1/2023).

Pasukan keamanan Brasil lalu melakukan operasi besar-besaran untuk mengevakuasi para demonstran dari istana kepresidenan Planalto dan Mahkamah Agung.

Polisi anti huru hara diterjunkan dengan menunggang kuda, meriam air, dan bom gas air mata yang ditembakkan dari helikopter untuk melawan mereka.

Setelah berjam-jam kekacauan habis-habisan di pusat kekuasaan, pasukan keamanan berhasil merebut kembali bangunan Kongres di malam hari.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS