PARBOABOA, Pematangsiantar - Seorang remaja berusia 18 tahun melepas tembakan di sebuah sekolah dasar di Texas, Amerika Serikat, pada Selasa waktu setempat. Sedikitnya 18 orang dilaporkan tewas, termasuk tiga orang dewasa dan pelaku.
Dilansir Associated Press, Rabu (25/5/2022), mengutip keterangan Gubernur Gregg Abbott, pelaku penembakan memasuki Sekolah Dasar Robb yang berlokasi di Uvalde sambil membawa pistol dan sebuah senapan.
Otoritas Texas belum mengetahui motif pelaku. Gubernur mengatakan pelaku bernama Salvador Ramos, warga yang berasal dari lingkungan Latin, sekitar 135 kilometer sebelah barat San Antonio.
Seorang petugas penjaga perbatasan, yang kebetulan berada di sekitar saat terjadinya penembakan, bergegas ke lokasi tanpa memanggil bantuan dan berhasil membunuh pelaku. Petugas itu terluka, namun masih dapat berjalan.
Kepala Polisi Wilayah Sekolah, Pete Arredondo, mengatakan pelaku beraksi sendirian. Dari tiga orang dewasa yang meninggal itu, salah satunya adalah Eva Mirales, 44, guru yang mengajar di sekolah tersebut. Kepolisian Federal Texas memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah.
Ini merupakan penembakan terburuk di sebuah sekolah dasar sejak pembantaian di SD Sandy Hook, Connecticut, yang menewaskan 20 anak-anak dan enam orang dewasa 10 tahun lalu.
Penembakan ini juga terjadi hanya berselang 10 hari dari penembakan yang menewaskan 10 orang kulit hitam di sebuah supermarket di New York. Peristiwa berdarah yang dilandasi kebencian rasial.
Insiden mengerikan ini semakin menambah jumlah pembunuhan massal tanpa henti yang bertempat di gereja, sekolah, dan pertokoan. Sementara usaha untuk mereformasi kepemilikan senjata tak pernah menunjukkan titik terang.
"Mari memanjatkan doa kepada para korban, keluarga mereka, dan (kota) Uvalde," kata Wali Kota San Antonio Ron Nirenberg melalui Twitter.
Untuk sementara belum diketahui berapa banyak yang terluka dalam insiden penembakan itu. Namun, Rumah Sakit Uvalde mengatakan ada 13 anak-anak yang dilarikan ke sana. Sedangkan seorang wanita berusia 66 tahun dilaporkan kritis.
SD Robb memiliki sekitar 600 siswa, dan anak-anak yang menjadi korban penembakan merupakan siswa kelas dua, tiga, dan empat. Ini merupakan pertemuan terakhir sebelum para mereka menjalani liburan musim panas.
Presiden Joe Biden langsung menyerukan pembatasan kepemilikan senjata api usai insiden penembakan itu.
"Kapan kita akan berdiri menentang kepemilikam senjata? Aku sudah bosan dan muak. Kita harus bertindak," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Putih, Washington.
"Penembakan massal seperti ini jarang sekali terjadi di negara lain, kenapa?" serunya lirih. Biden memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di Gedung Putih hingga Sabtu petang untuk menghormati para korban penembakan di sekolah dasar tersebut.