PARBOABOA, Jakarta - Korban tewas dalam penembakan massal di sebuah tempat penitipan anak di provinsi Nong Bua Lam Phu, sebelah timur laut Thailand kini bertambah menjadi 37 orang, 22 diantaranya anak-anak.
Dikutip dari Bangkok Post, jumlah korban yang tewas termasuk pelaku penembakan yang bunuh diri serta istri dan anaknya yang berusia tiga tahun yang dibunuh pelaku sebelum bunuh diri.
Polisi mengidentifikasi, pelaku merupakan mantan anggota kepolisian bernama Panya Kamrab (34). Ia dipecat tahun lalu karena kedapatan menggunakan obat-obatan terlarang.
Pejabat distrik Jidapa Boonsom mengatakan, penembakan bermula ketika pelaku mendatangi sebuah tempat penitipan anak tersebut pada jam makan siang. Saat itu, terdapat 30 anak yang berada di tempat penitipan tersebut.
"Pelaku itu memasuki gedung pusat penitipan anak pada pukul 12.30 waktu setempat, saat waktu tidur siang anak-anak. Setidaknya ada sekitar 30 anak berada di pusat penitipan tersebut," dikutip dari The Guardian, Kamis (6/10/2022).
Jidapa mengatakan, pelaku pertama kali menembak empat atau lima staf, termasuk seorang guru yang sedang hamil delapan bulan.
"Awalnya orang-orang mengira suara (tembakan) sebagai suara kembang api," kata Jidapa.
Selain senjata, Panya juga membawa pisau saat melancarkan aksinya. Ia juga sempat kabur dari tempat kejadian menggunakan truk pikap putih tak lama setelah melancarkan aksinya hingga memicu pengejaran oleh polisi.
Namun, polisi tak lama menemukan Panya dalam keadaan tak bernyawa. Media lokal melaporkan Panya menembak dirinya sendiri dan juga istri serta anak-anaknya.
Melihat kejadian itu, Raja Thailand Maha Vajiralongkorn, bersama dengan Ratu dan Perdana Menteri (PM) Prayuth Chan-ocha akan mengunjungi keluarga penembakan massal yang menewaskan 37 orang di tempat penitipan anak di Thailand, pada Jumat (7/10/2022) malam.
"Ini tidak boleh terjadi. Saya merasakan kesedihan yang mendalam terhadap para korban dan kerabat mereka," kata Prayuth Chan-ocha.