PARBOABOA, Pematang Siantar - Menempati lahan seluas 286 meter persegi, Cucha Ashari, ubah tanah kosongnya di kelurahan Tambun Nabolon Pematang Siantar menjadi hamparan tanaman buah anggur. Ada puluhan sudah tumbuh subur di perkebunannya, walau berada di lingkungan terik bersuhu 26 derajat celcius.
Cucha yang seorang pengacara banting setir menjadi pengusaha anggur. Jalan itu dia ambil karena hobinya menanam. Ilmu-ilmu tentang budidaya didapat secara otodidak. Hasilnya ada beberapa jenis varian berhasil dikembangkannya.
Dia bercerita, awal perjalanannya bertani anggur dimulai dari satu pohon yang ditanam dipekarangan menggunakan pot. Saat itu buahnya banyak, semangatnya bangkit untuk serius menekuninya. Dipelajarinya teknik budidaya lewat beberapa literatur di buku, mesin pencarian (website) hingga bertanya ke teman-temannya.
“Dari satu bibit anggur yang saya beli dari kerabat, berhasil. Ya pesan lagi 40 bibit dengan 20 jenis varian import,” kata Cucha kepada Parboaboa, Kamis, (10/11).
Cucha mengatakan, perawatan tanaman anggur tidak sulit. Hanya perlu menjaga kadar air, serta menghalau serangan hama. “Serangan hamanya lumayan banyak. Itulah yang harus dijaga,” ucapnya.
Jual Buah dan Bibit
Berhasil membudidayakan tanaman anggur di suhu udara panas hingga panen, Cucha semakin tertantang untuk kembali belajar ke ilmuan tentang teknik menghasilkan bibit berkualitas. Benar saja, usahanya tidak sia-sia, dia sudah memasarkannya.
Dikatakan Cucha, untuk bibit anggur, penjualannya masih lewat pemasaran online, dengan harapan pasar yang lebih luas di seluruh Indonesia. “Sedangkan untuk buah anggurnya, masih dijual sekitar Simalungun hingga Medan,” terangnya.
Cucha menyebut, omzet nya dari hasil penjualan buah anggur, rata-rata sebulan sekitar Rp9 juta. “Kalau mau menanam anggur ini sebenarnya tidak perlu lahan yang luas. Di pot atau planter bag juga bisa berbuah,” ucapnya.
Setelah mengenal anggur, Cucha semakin jatuh cinta, karena tanaman ini bisa di atur tata letak buahnya, termaksud jadwal waktu panen dan volume buah yang ingin dihasilkan. Adapun jenis bibit anggur yang ditanam antara lain jupiter, ara 15, ninel, livia dan heliodor.
“Bagi siapa yang banyak duit (read, uang), bisa kita edukasi menjadi petani anggur, karena peluang bisnisnya bagus,” jelasnya.
Lalu apa alasannya memilih anggur? Cucha menilai tumbuhan merambat ini memiliki karakter yang unik. “Unik, makanya saya pilih. Dan Latar belakang saya hobi menanam aja. Ini pun saya tidak ada latar belakang petani, belajar mandiri atau dari para senior bibit anggur,“ jelasnya.
Menanam Itu Dijiwai
Cucha tidak pernah patah arang saat awal-awal menanam. Anggur adalah hal yang disukainya, walau pengetahuan dan pengalaman minim. Di waktu luangnya sebagai pengacara, dimanfaatkannya untuk bertani.
“Di awal menanam, saya sempat dapat cibiran, diragukan akan berhasil. Nyatanya di luar ekspektasi, mereka yang dahulu merundung, justru ikut menikmati buah anggurnya saat panen,” ucapnya lega.
Chucha masih berkeinginan mengembangkan lagi budidaya anggur. Perlahan namun pasti, dia terus bergerak untuk mewujudkannya. Saat ini dari 32 bibit yang ditanamnya, rata-rata volume buah sekali panen sebanyak 16 kilogram (kg). Masa panennya selama 243 hari atau sekitar 7-8 bulan.
“Kalau buahnya dijual, bibit juga melalui online. Tapi untuk sekarang kita masih kekurangan bibit, maklum kan profesi saya juga pengacara. Ada waktu luang baru kita bisa buat bibitnya dan jadikan wisata petik,“ katanya.
Harga jual setiap bibit anggurnya dibanderol Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per batang. "Kalau produksi bibit sebulan bisa 4 atau 5 kali terjual, tergantung permintaan," kata Cucha.
Cucha membagi trik jika ingin menanam anggur, yakni harus menggunakan media tanam dari bekas bakaran tanah lalu dicampur dengan sekam padi dan pupuk kompos organik.
Katanya, yang terpenting dari menanam buah anggur ini adalah memilih bibit anggur yang berkualitas baik, media tanamnya harus benar, rutin perawatan dalam masa pertumbuhan.
“Harus tekun dalam menanamnya, mengenai perawatan juga harus rutin dilakukan,” ungkapnya.
Chucha masih pemula sebagai petani budidaya buah anggur. Rintangan masih dihadapi dan dia tidak pernah putus asa. Baginya menanam itu harus terhubung dengan jiwa, segalanya dilakukan dengan sepenuh hati agar terbangun chemistry dengan tanaman.