KRL Padat di Jam Sibuk, Pengguna Minta PT KCI Tambah Kereta

Pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) mengeluhkan padatnya rangkaian kereta pada saat jam berangkat dan pulang kerja. (Foto: PARBOABOA/Muazam)

PARBOABOA, Jakarta - Pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) kerap mengeluhkan padatnya rangkaian kereta di jam sibuk seperti berangkat dan pulang kerja.

Salah satunya Muhammad Fasha (25), pekerja swasta yang berangkat dan pulang kerja naik KRL. 

Fasha mengaku telah 2 tahun menjadi angker atau anak kereta, sebutan bagi pengguna KRL. Ia juga hampir terbiasa dengan kondisi kereta yang berdesak-desakan, terutama di jam sibuk.

“Gua naik dari jam set 7 pagi itu parah banget kereta line Bogor tuh nggak pernah sepi. Gua kerja hampir 2 tahun, pulang pergi Citayam-Rawa Buaya nggak pernah tuh berangkat kerja kereta sepi, atau minimal enggak desak-desakan,” ujar Fasha kepada Parboaboa, Kamis (13/7/2023).

Dia menceritakan, kereta jurusan Jakarta-Kota bahkan sudah penuh saat ia naik dari Stasiun Citayam. Kondisi itu diperparah dengan penambahan penumpang di Stasiun Depok Lama dan Depok Baru.

Bahkan, menurut Fasha, penumpang yang naik dari Stasiun Pondok Cina, Stasiun Universitas Indonesia, hingga Stasiun Universitas Pancasila kerap tak bisa masuk ke rangkaian kereta di jam-jam sibuk tersebut.

Ia mengatakan, ada dua faktor yang membuat KRL di pagi hari sangat padat. Pertama, rangkaian kereta hanya 8 gerbong di jam-jam sibuk tersebut.

Antrean penumpang KRL yang transit di Stasiun Manggarai pada pagi hari. (Foto: Dokumntasi Pribadi Fasha) 


“Kereta di jam sibuk itu cuma 8 rangkaian, sering banget. Delapan rangkaian tuh bener-bener ya, nyiksa banget. Karena kan pendek banget ya, ribuan orang masuk ke 8 rangkaian tuh bener-bener penuh banget, desek-desekan. Bahkan yang duduk pun jadi enggak nyaman karena bener-bener dempet-dempet sama yang diri,” jelasnya.

Faktor yang kedua yaitu ialah jadwal kereta yang terlalu lama. Fasha lantas mencontohkan, waktu tunggu kereta sekitar 7 hingga 10 menit, sehingga penumpang menumpuk di stasiun.

Fasha berharap PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) bisa menambah rangkaian kereta agar tidak terjadi penumpukan penumpang.

“Tambah rangkaian. Karena kalau kereta banyak, rangkaiannya 12 terus itu bisa antisipasi penumpang di jam-jam sibuk. Soalnya, enggak seimbang banget antara penumpang dan jumlah kereta,” imbuh dia.

Senada dengan Fasha, karyawan swasta lain pengguna kereta, Wicaksono mengaku harus menunggu penumpang lain turun dulu untuk bisa naik ke dalam rangkaian kereta.

“Di pagi itu padat sampai nunggu ada yang turun dulu baru bisa masuk, karena emang sisa untuk masuknya tuh biasanya dikit,” ujar pria yang kerja di kawasan Gondangdia tersebut.

Pengguna KRL dari Stasiun Tanjung Barat itu juga mengeluhkan rangkaian kereta yang hanya 8 gerbong. Menurutnya, kereta dengan 8 gerbong memperparah kondisi penumpang yang sudah menumpuk dari beberapa stasiun sebelum stasiunnya.

“Terkadang untuk 12 gerbong yang agak longgar, untuk 8 gerbong tuh biasanya yang penuh sesak gitu,” jelasnya.

Impor Rangkaian Kereta

Antrean penumpang KRL di Stasiun Duri pada pagi hari. (Foto: Dokumentasi Pribadi Fasha) 


Menyikapi keluhan masyarakat tersebut, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) berencana akan menambah rangkaian KRL untuk mengurai kepadatan penumpang di jam sibuk.

Menurut Vice President Corporate Secretary PT KCI, Anne Purba, PT KCI telah melakukan kontrak pembelian 24 KRL baru dari PT Industri Kereta Api (INKA) hingga 2027. Rinciannya, 16 kereta akan rampung pada 2025-2026. Kemudian delapan sisanya akan selesai pada 2027.

Menurut Anne, sambil menunggu kereta buatan INKA rampung, KCI akan lebih dulu mengimpor 3 rangkaian KRL baru dari Jepang.

Saat ini PT KCI akan melakukan asesmen administrasi, teknis dan negosiasi dengan pabrikan Jepang.

“Kami akan mengadakan tiga KRL baru tahun ini dan mudah-mudahan nanti 2024 sudah bisa didatangkan. Ini butuh waktu 14 hingga 15 bulan,” ujar Anne dalam keterangannya.

Antrean penumpang KRL di Stasiun Duri pada saat jam pulang kerja. (Foto: Dokumentasi Pribadi Fasha) 


Kebutuhan tambahan rangkaian KRL semakin mendesak. Apalagi KRL menjadi salah satu transportasi publik yang banyak digunakan warga di Jabodetabek.

Menurut data PT KCI, sepanjang Juli 2023 sebanyak 7,1 juta orang naik KRL atau rata-rata volume pengguna di hari kerja sebanyak 881.850 orang per hari.

Jumlah volume pengguna di stasiun keberangkatan seperti Stasiun Bogor tercatat sebanyak 25.440 orang pada pagi hari. Kemudian Stasiun Citayam 21.671 orang, Stasiun Bekasi 21.337 orang, Stasiun Bojonggede 21.199 orang, Stasiun Tangerang 10.300 orang dan Stasiun Sudimara sebanyak 11.975 orang.

PT KCI memprediksi sepanjang 2023 ini KRL dapat melayani hingga 274 juta orang. Angka itu akan meningkat menjadi 345 juta orang pada 2024. Di 2025 diprediksi naik menjadi 362 juta, kemudian 2026 menjadi 398 juta orang dan 2027 akan mencapai 410 juta orang pengguna.

Sementara PT KCI hingga Februari 2023  hanya mengoperasikan 1.150 unit KRL Jabodetabek.

Editor: Kurnia
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS