Pengguna Minta Gerbong dan Operasional KRL Ditambah, PT KCI: Hindari Pemberangkatan di Jam Sibuk

Pengguna KRL minta rangkaian gerbong dan jam operasional kereta ditambah agar tidak terjadi penumpukan penumpang pada jam-jam sibuk, seperti yang terjadi di Stasiun Manggarai, penumpang membludak saat jam pulang kerja, Selasa (01/08/2023) sore. (Foto: PARBOABOA/Hari Setiawan)

PARBOABOA, Jakarta - Pengguna moda transportasi kereta commuter line (KRL) jalur Jabodetabek-Banten mengeluhkan kurangnya jumlah kereta terutama di jam-jam berangkat kerja.

Imbasnya, kepadatan penumpang di jalur tersebut tak terelakkan. Bahkan beberapa penumpang terpaksa berdesak-desakan tanpa memperhatikan keselamatannya demi sampai di tempat kerja tepat waktu.

"Kalau hari Senin saya sebenarnya malas naik KRL, karena sudah pasti penuh dan berdempetan walaupun naik kereta pagi hari. Kita sudah pasti kayak ikan pepes yang tidak muat, tapi tetap dipaksa masuk," ungkap salah seorang pengguna KRL, Sheilla, kepada PARBOABOA.

Sheilla yang naik KRL dari Stasiun Parung Panjang menuju Stasiun Tanah Abang ini meminta PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk menambah jumlah kereta dan gerbong untuk mengurai kepadatan penumpang di jam-jam sibuk.

"Desakan saya sih PT. KCI mohon tambah kereta dan gerbongnya, biar tidak padat kalau naik kereta, apalagi di hari Senin. Saya juga berharap pihak keamanannya ditambah, karena slogan PT. KAI keselamatan penumpang adalah prioritasnya," desaknya.

Desakan serupa juga disampaikan Ricky, seorang karyawan swasta yang naik KRL dari Stasiun Serpong ke Stasiun Sudirman.

Menurutnya, kondisi berdesak-desakan karena padatnya penumpang sudah biasa ia alami, terutama di Senin pagi. Ia hanya mengingatkan ancaman gangguan terhadap layanan kereta yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Selain itu, Ricky juga meminta agar ada penambahan jumlah gerbong dan jam operasional KRL.

"Kalau enggak ada uang sih bohong, setiap hari puluhan ribu orang naik KRL, tapi penambahan kereta atau armada baru susah untuk dilakukan. Saya harap jumlah gerbongnya saja ditambah, yang biasanya 10 atau 12 gerbong sekarang jadi 15 gerbong dan yang terpenting jam operasionalnya ditambah," harapnya.

Penumpang KRL lain, Tika Rosari, meminta agar petugas keamanan di kereta bisa ditambah untuk meminimalisir terjadinya pelecehan seksual, terutama di gerbong campuran.

"Saya sih minta petugas keamanan ditambah ya untuk meminimalisir pelecehan seksual. Apalagi kalau desak-desakan. Hal ini sering dimanfaatkan oleh oknum masyarakat untuk mencari kenikmatan sesaat," ungkap karyawati bank swasta di Jakarta Pusat itu.

Tika juga meminta agar CCTV di dalam kereta ditambah, sehingga terduga pelaku pelecehan seksual bisa diketahui dan dilacak petugas keamanan.

"Satu lagi saya minta kamera CCTV di dalam kereta ditambah ya. Kalau ada kejadian, bisa diputar tuh CCTV-nya dan terduga pelaku bisa ditangkap. Intinya kami wanita merasa aman walaupun saat ini masih risih kalau melihat laki-laki yang terus memperhatikan di dalam kereta," katanya.

Sedangkan penumpang lain, Sella meminta agar kursi prioritas dalam satu gerbong ditambah.

"Saya sih minta tempat duduk prioritas jangan hanya 6 dalam satu gerbong. Kalau bisa ditambah jadi satu gerbong khusus untuk prioritas," tegas perempuan asal Bekasi yang telah bekerja selama 4,5 tahun di Jakarta itu.

Sella berharap kritik dan sarannya bisa direalisasikan oleh PT KCI demi keamanan dan kenyamanan penumpang kereta.

"Saya harap kritikan saya ini bisa direalisasikan ya, untuk keamanan dan kenyamanan pengguna KRL," harapnya.

Respons PT Kereta Commuter Indonesia

VP Corporate Secretary PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Anne Purba mengaku akan menyampaikan harapan masyarakat pengguna KRL tadi kepada pimpinannya.

"Saya akan sampaikan ya ke pimpinan," katanya saat dihubungi PARBOABOA, Selasa (01/08/2023).

Anne Purba menyebut, volume tertinggi penumpang KRL terjadi pada Senin (31/1/2023) sebanyak 900 ribu penumpang lebih.

"Data KAI Commuter mencatat rata-rata pengguna pada Senin kemarin mencapai volume tertinggi yaitu sebanyak 900 ribu penumpang lebih," ungkapnya.

Jumlah tersebut, lanjut Anne, lebih besar 3 persen jika dibandingkan rata-rata volume pengguna pada hari kerja lainnya yang mencapai 800 ribu orang lebih.

Anne mengimbau pengguna KRL untuk menghindari pemberangkatan di jam sibuk pagi dan sore hari.

"Saya mengimbau kepada pengguna KRL untuk senantiasa menjalankan aturan dan syarat naik KRL supaya perjalanan aman, sehat dan nyaman hingga jangan lupa hindari pemberangkatan di jam-jam sibuk pagi dan sore hari," katanya.

Hanya saja, saat ditanya terkait penambahan armada dan gerbong KRL, Anne Purba enggan menjawab dan merespons kembali panggilan PARBOABOA.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS