UNHCR Ikuti Saran Pemerintah Mengenai Penempatan Pengungsi Rohingya

Bushur, 23 tahun, pengungsi Rohingya yang tinggal di Jalan Pembangunan, Padang Bulan, Gang Rezeki Kota Medan. (Foto: PARBOABOA/Tiara)

PARBOABOA,Medan-Pengungsi Rohingya sebelum mendarat di Aceh. Mereka sudah merasakan terkatung-katung menempuh perjalanan di laut. Sesampai di Aceh, kaki mereka sudah menginjak daratan.

Apalah daya, nasib mereka masih terkatung-katung juga. Bahkan, kabar soal pengungsi Rohingya sedari awal November hingga Desember ini masih masif di media massa.

Baru-baru ini, aksi mahasiswa di Aceh menolak pengungsi Rohingya, Rabu (27/12/2023). Pengungsi Rohingya itu, harus beringsut pindah tempat penampungan sementara mereka di Gedung Balee Meuseuraya Aceh ke kantor Kemenkumham Aceh.

Belum lagi, bila melansir keterangan suaka.or.id  pada  (24/11/2023). Sejak sepekan terakhir tercatat, sekitar 1000 pengungsi Rohingya telah tiba di pantai-pantai di Aceh.

Pengungsi Rohingya terdampar di perairan di wilayah Aceh usai menempuh perjalanan di laut. Bahkan, pengungsi Rohingya beberapa kali merasakan penolakan mendarat di Aceh.

Meski, mereka akhirnya boleh mendarat secara bertahap telah direlokasi ke penampungan sementara.

Relokasi merupakan langkah baik setelah pada pertemuan Satuan Tugas Nasional Penanganan Pengungsi Luar Negeri pada Selasa, 21 November 2023, menghasilkan rekomendasi pengungsi masih belum mendapatkan penampungan boleh menggunakan eks kantor imigrasi di Kota Lhokseumawe.

Bupati Bireuen misalnya, mengambil langkah cepat untuk langsung memindahkan 36 pengungsi dari Bireuen ke Lhokseumawe di malam hari. Saat ini, penampungan tersebut telah menampung 300 pengungsi.

Berdasarkan data pada Rabu, 22 November 2023, sebanyak 219 pengungsi terdampar di Sabang pada Selasa malam juga telah dipindahkan menuju Banda Aceh, menggunakan feri dipimpin oleh Wali kota Sabang. Akomodasi sementara pengungsi dipindahkan dari Sabang yakni pada kantor eks imigrasi.

Kabar paling anyar soal pengungsi Rohingya menyembul di Medan. Wali Kota Medan, Bobby Nasution, berkeluh kesah atas sikap United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Sebab, menurut menantu Presiden Jokowi itu, UNHCR sulit diajak koordinasi membahas masalah pengungsi yang ada di Medan.

"Kita koordinasi dengan IOM (International Organization for Migration) dan UNHCR mohon maaf yang kita keluhkan juga kadang-kadang komunikasinya dengan UNHCR sulit," kata Bobby Nasution, Sabtu (16/12/2023).

Beberapa kabar menyoal pengungsi Rohingya terjadi di Aceh dan Medan. Senior Communications Assistant UNHCR Indonesia, Muhammad Yanuar Farhanditya, kepada PARBOABOA menjawab pertanyaan tersebut, pada pukul 13.52. WIB, Rabu (27/12/2023).

Berikut petikannya:

Bagaimana perkembangan terkini pengungsi Rohingya di Aceh yang telah dipantau oleh UNHCR?

Laporan dari rekan-rekan di lapangan, upaya kolaboratif UNHCR bersama pemerintah, aparat, rekan-rekan humanitarian, dan relawan masih terus bergulir seperti penyediaan bantuan darurat, makanan, air bersih, dan bantuan medis. Meski begitu, lokasi yang tidak layak (seperti di bibir pantai) dan tidak mudah dijangkau membuat segala usaha penyaluran bantuan sulit. Oleh karena itu, identifikasi lokasi penampungan tetap menjadi prioritas mendesak.

Bagaimana pandangan UNHCR mengenai rencana relokasi pengungsi Rohingya Aceh ke Medan? Apakah UNHCR memiliki informasi terkait rencana tersebut?

Pada prinsipnya UNHCR mengikuti saran dari Pemerintah mengenai penempatan pengungsi Rohingya, dan kami siap untuk melanjutkan perlindungan dan bantuan untuk pengungsi di mana pun mereka berada. Tim kami di Medan berkoordinasi secara rutin dengan Kesbangpol dan semua lembaga pemerintah yang tergabung dalam Satgas Pengungsi Luar Negeri untuk mendiskusikan penanganan pengungsi luar negeri di kota Medan. Kami juga sudah beberapa kali menyampaikan permohonan audiensi ke Wali Kota Medan, dan berharap dapat segera bertemu dengan beliau untuk berkoordinasi.

Berapa jumlah pengungsi Rohingya di Aceh yang telah didata oleh UNHCR?

Jumlah pengungsi Rohingya di Aceh yang telah didata oleh UNHCR saat ini mencapai hampir 2000, dengan lebih dari 70% anak-anak dan perempuan, serta 50% di antaranya adalah anak-anak.

Dalam kasus tertentu, seorang pengungsi Rohingya, Muhammad Amin (35), diduga terlibat dalam penyelundupan manusia ke Aceh dan saat ini ditahan di Polresta Banda Aceh. Bagaimana pandangan UNHCR terkait peristiwa ini?

Kita mengetahui pernyataan baru-baru ini mengenai seorang pengungsi yang menjadi tersangka perdagangan orang oleh Polrestabes Banda Aceh. UNHCR menanggapi setiap tuduhan tindakan kriminal dengan serius dan berkomitmen untuk bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang dalam proses penyelidikan mereka. Perlu diingat bahwa pengungsi sama sekali tidak kebal hukum dan tunduk kepada hukum yang berlaku di negara tempat dia berada.

Penting untuk dicatat bahwa insiden-insiden tersebut, jika terbukti benar, merupakan kasus-kasus tersendiri dan tidak mewakili komunitas pengungsi yang lebih luas. UNHCR tetap berdedikasi untuk memastikan kesejahteraan dan perlindungan semua pengungsi di bawah mandat kami.

Kami percaya bahwa proses hukum yang berlangsung akan menyeluruh dan adil, dan kami akan terus bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengatasi segala kekhawatiran yang mungkin timbul.

Bagaimana koordinasi yang dilakukan oleh UNHCR dengan pihak kepala daerah di Aceh dan Medan terkait isu pengungsi Rohingya?

Koordinasi UNHCR dengan pihak kepala daerah di Aceh dan Medan terkait isu pengungsi Rohingya terus berlangsung. Dialog aktif dengan masyarakat setempat membantu memahami kekhawatiran mereka dan menciptakan solusi bersama untuk menyediakan lingkungan aman bagi pengungsi di Aceh. Kami berkomitmen untuk terus membangun kerja sama yang efektif dengan semua pihak terkait.

Segera diperlukan identifikasi lokasi penampungan untuk mereka dan kelompok lain yang masih berada dalam situasi yang tidak layak.

UNHCR & para mitra kerja selalu siap melanjutkan bantuan bagi para pengungsi pasca penentuan lokasi, seperti bantuan darurat, makanan dan minuman, air bersih, kebutuhan medis, perbaikan/penambahan fasilitas, dll.

Berarti untuk diskusi secara langsung dengan Wali Kota Medan, belum terjadi ya? Karena masih berupa menyampaikan permohonan audiensi dengan Wali Kota Medan?

Kami berharap bisa secepatnya untuk bisa berkoordinasi langsung dengan beliau. Tim di lapangan siap untuk segera bertemu.

Sudah ada kepastian tanggal maupun waktu pasti,  mengenai kapan pengungsi Rohingya yang berada di Aceh akan dipindahkan ke Medan?

Untuk saat ini masih menunggu arahan dan keputusan dari pemerintah. Semoga dalam waktu dekat bisa segera ditentukan, mengingat situasi di lapangan yang kian mengkhawatirkan—terutama karena banyak dari para pengungsi merupakan perempuan dan anak-anak.

Editor: Ferry Sabsidi
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS