Selain Tahun Baru, 1 Januari Diperingati Sebagai Hari Apa Saja?

Selain perayaan tahun baru, 1 Januari juga merupakan perayaan hari keluarga se-dunia dan perdamaian dunia. (Foto: Istockphoto)

PARBOABOA, Jakarta - 1 Januari setiap tahunnya selalu identik dengan perayaan tahun baru. Hal ini sesuai dengan ketetapan kelender Masehi yang diakui oleh banyak negara di dunia.

Kelender Masehi adalah sistem penanggalan berdasarkan perhitungan bangsa Romawi sejak digunakan pertama kali pada tahun 45 Sebelum Masehi (SM).

Dari sana, perhitungan tanggal digunakan secara luas oleh masyarakat di dunia termasuk Indonesia hingga saat ini, di mana se-tahun merupakan akumulasi dari jumlah 365 hari.

Perhitungan ini berdasarkan lamanya peredaran bumi mengelilingi matahari, yaitu 365 ¼ hari. Untuk memenuhi selisih ¼ hari ini maka dikenal lah tahun kabisat yaitu adanya penambahan jumlah hari pada bulan Februari setiap 4 tahun sekali.

Dalam tahun kabisat jumlah hari sebanyak 366 sebagai akumulasi dari ¼ hari dalam 4 tahun. 

Berangkat dari perhitungan ini, muncul istilah akhir tahun dan awal tahun. Awal tahun atau tahun baru kemudian dirayakan sebagai perayaan besar dengan dua tema utamanya, yaitu syukur dan harapan.

Manusia bersyukur karena boleh melewati se-tahun ziarah dan perjalanan hidupnya, sembari menggantungkan harapan-harapan baru di tahun berikutnya dengan mimpi-mimpi yang belum tercapai.

Di Indonesia, tahun baru pada setiap tanggal 1 Januari dirayakan secara beragam dan ditetapkan sebagai hari libur nasional melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri. 

Dalam kemeriahan tahun baru 1 Januari 2024, masyarakat dunia juga  merayakan dua hari penting sekaligus. Apa saja, berikut perayaan lain di tanggal 1 Januari:

Hari Perdamaian Dunia

World Day of Peace atau hari perdamaian dunia jatuh pada 1 Januari setiap tahun. Hari perdamaian dunia pertama kali dicetuskan oleh Gereja Katolik sebagai dedikasinya untuk menciptakan perdamaian global di tengah konflik berkepanjang antar negara.

Adalah Paus Paulus VI yang menginsiasi adanya hari khusus perdamaian dunia pada tahun 1967 yang terinsipirasi dari ajaran Gereja dan surat kepausan Pacem in Terris dan Populorum Progressio.

Paus kala itu menginginkan sekaligus memerintah Gereja agar tidak menutup mata terhadap segala bentuk penindasan, sembari menekankan pentingnya upaya mengakhiri konflik melalui upaya perdamaian dunia.

Maka sejak itu, hari perdamaian dunia diarayakan secara khusus pada tanggal 1 Januari dan pertama kali pada tahun 1968. 

Dalam perkembangan selanjutnya, hari perdamaian dunia tidak sebatas seremoni semata tetapi diikuti oleh aksi nyata melalui upaya-upaya global dan regional mengakhiri segala bentuk penindasan, konflik dan peperangan.  

Hari Keluarga Dunia

1 Januari juga diperingati sebagai hari keluarga sedunia atau Family Day. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memandang, dunia adalah komunitas global yang mesti ditopang oleh semangat kekeluargaan.

Tokoh utama adalah Linda Grover. Ia mempromosikan pertama kali hari keluarga sedunia pada tahun 1997 di Amerika Serikat (AS) bersamaan dengan peluncuran Dekade Internasional untuk Budaya Perdamaian dan Anti Kekerasan bagi Anak-Anak di Dunia.

Linda mempromosikan hari keluarga sedunia dalam rangka mengakhiri perang. Ia menginginkan, agar masyarakat dunia memandang warga negara lain sebagai sebuah komunitas keluarga sehingga semuanya saling menghargai dan menghormati.

Dalam rangka itu, pada 1 Januari tahun 2000 ia menuliskan sebuah buku poluler, One Day in Peace membahas masa depan dunia tanpa peperangan. 

Pada tahun 1999, negara anggota PBB mendedikasi hari pertama di tahun itu sebagai hari perdamaian dunia, hingga saat ini.

Editor: Rian
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS