PM Inggris Lengser akibat Skandal dan Menguatnya Tekanan

PM Inggris Boris Johnson menolak lengser meski desakan menguat dan jajaran menterinya telah mengundurkan diri. AP

PARBOABOA, London - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson dilaporkan setuju mengundurkan diri seiring menguatnya desakan dan mundurnya puluhan menteri kabinetnya awal pekan ini. 

Dilansir Associated Press, Kamis (7/7/2022), hal itu mengakhiri krisis politiknya di masa mendatang. 

PM berusia 58 tahun itu sebelumnya bersikeras untuk tetap mempertahankan jabatan di tengah skandal yang meliputi pemerintahannya. 

"Tugas seorang Perdana Menteri dalam situasi sulit ketika Anda telah diberi mandat besar adalah untuk terus lanjut dan itulah yang akan saya lakukan," kata Johnson di hadapan para anggota Parlemen Inggris pada Rabu. 

Meski sedang berada dalam situasi sulit, Johnson malah memecat Michael Gove yang menjabat Sekretaris Komunitas pada kabinet pemerintahan sekaligus sekutu terdekat Johnson. 

Gove diketahui sebagai orang kepercayaan Johnson di masa kampanye referendum Brexit pada 2016 lalu. 

Ia dipecat karena menjadi anggota kabinet pertama yang menentang Johnson. Menurut Gove, Johnson harus mundur demi kebaikan Partai Konservatif dan negara. 

Di Parlemen Johnson terang-terangan menolak seruan oposisi dari Partai Buruh untuk menggelar Pemilu segera setelah jajaran kabinetnya mengundurkan diri. 

"Saya benar-benar tidak berpikir bahwa siapapun di negara ini menginginkan para politikus untuk terlibat dalam Pemilu sekarang. Dan saya pikir kita perlu terus melayani para pemilih kita, dan menangani masalah-masalah yang mereka pedulikan," seru Johnson.

Pengunduran diri jajaran menteri kabinet Johnson diawali oleh Menteri Kesehatan Sajid Javid dan Menteri Keuangan Rishi Sunak pada Selasa (5/7) malam.

Javid dan Sunak menyatakan tak sanggup lagi mentolerir skandal yang menyelimuti pemerintahan Johnson dalam beberapa bulan terakhir. 

Skandal di pemerintahan Johnson di antaranya adalah pengabaian tuduhan pelecehan seksual oleh sekutu Johnson dan pelanggaran aturan lockdown COVID-19 yang dilakukan oleh Johnson dan para stafnya di kantor Downing Street. 

Setelah Sunak dan Javid, yang merupakan dua menteri senior, mundur, kurang dari 24 jam kemudian sedikitnya 43 menteri dan menteri junior beserta staf anggota parlemen dari Partai Konservatif ikut-ikutan mengundurkan diri. 

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS