Kunjungi Ukraina, PM Kanada Setuju Kirim Bantuan Senjata

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kedua kanan) mengunjungi Kota Irpin di Ukraina sembari ditemani oleh sejumlah pejabat lokal pada Minggu waktu setempat. AP

PARBOABOA, Pematangsiantar - Usai melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv, Ukraina, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan pengiriman senjata dan peralatan baru bagi negeri yang sedang berperang itu. 

Trudeau, dalam konferensi pers setelah pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, juga mengatakan Kanada memberlakukan sanksi baru terhadap sejumlah individu dan entitas Rusia sehubungan dengan invasi Rusia ke Ukraina.

"Hari ini, saya mengumumkan lebih banyak bantuan militer, kamera drone, citra satelit, senjata ringan, amunisi dan dukungan lainnya, termasuk pendanaan untuk operasi ranjau," kata Trudeau seperti dilansir AFP, Senin (9/5/2022).

"Dan kami mengajukan sanksi baru terhadap 40 individu Rusia dan lima entitas, oligarki dan rekan dekat rezim di sektor pertahanan, semuanya terlibat dalam perang Putin (Presiden Rusia Vladimir Putin)," imbuh pemimpin Kanada itu.

Sebelumnya, Trudeau mengunjungi kota Irpin di pinggiran Kiev, titik fokus pertempuran sengit antara pasukan Ukraina dan Rusia sebelum Rusia mundur pada akhir Maret lalu. Dia mengatakan Kanada membuka kembali kedutaannya di ibu kota Ukraina.

Trudeau juga mengatakan, dunia akan melakukan segala kemungkinan untuk memastikan bahwa Putin kalah perang di Ukraina.

"Apa yang perlu dipahami Putin adalah bahwa Barat benar-benar bertekad dan memutuskan untuk menentang apa yang dia lakukan," kata Trudeau kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Sementara itu, Rusia mengeklaim masih memiliki rudal berpresisi tinggi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasi militer khusus di Ukraina. 

Seperti diketahui Rusia menggunakan berbagai jenis rudal, seperti jelajah dan balistik, termasuk dengan kemampuan hipersonik.

Rudal-rudal itu ditembakkan dari darat menggunakan platform bergerak, udara melalui jet tempur, dan laut melalui kapal perang permukaan maupun kapal selam.

Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov, Senin, dikutip dari Interfax, mengatakan rudal-rudal dari berbagai jenis tersebut masih disuplai ke angkatan bersenjata.

Bukan hanya rudal, persediaan amunisi persenjataan juga masih tersedia untuk memenuhi kebutuhan operasi militer ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari.

Pernyataan Borisov ini seolah membantah analisis Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat untuk Kebijakan Colin Kahl yang pada akhir Maret lalu mengatakan Rusia mulai kehabisan rudal berpresisi tinggi.

Dalam kondisi seperti, lanjut Kahl, Presiden Vladimir Putin tak akan membawa Rusia dalam konflik habis-habisan dengan NATO.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS