PARBOABOA, Jakarta - Polandia menyebutkan akan menerima jadwal penyerahan sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat (AS) dari Berlin dalam waktu dekat. Wakil Menteri Pertahanan Polandia Wojciech Skurkiewicz menjelaskan hal itu pada Sabtu (14/01/2023). Jerman menawarkan menempatkan Patriot di wilayah negera itu pada November, setelah rudal Ukraina yang tersesat menewaskan dua warga sipil Polandia.
Skurkiewicz mengatakan peluncuran rudal bisa tiba Polandia kapan saja, dan mereka harus “disambungkan ke” struktur komando Polandia. Patriot akan didamping tentang Jerman dan akan ditempatkan di wilayah Lublin, yang berbatasan dengan Ukraina.
Menurut sumber IAR, Berlin telah mengirimkan kelompok kerja ke Polandia untuk mempersiapkan kedatangan pasukan utama setelah akhir pekan. Secara total, 400 tentara Jerman diprediksikan akan dikerahkan ke Polandia.
Setelah itu, Warsawa meminta Berlin mengirim sistem Patriot ke Ukraina dan menyebarkannya ke perbatasan baratnya setelah rudal Ukraina jatuh di desa Przewodow, menewaskan dua warga sipil.
Sebelumnya, Polandia menyalahkan Rusia atas insiden tersebut, yang memicu kekhawatirkan akan konflik global antara NATO dan Moskow. Kemudian, Warsawa mengatakan kemungkinan rudal itu ditembakkan pasukan Kiev.
Jerman menolak permintaan Poladnia untuk menempatkan Patriot di Ukraina barat, dengan mengatakan persenjataan itu ditunjukan untuk pertahanan anggota NATO, dan sebagai gantinya menawarkan menempatkan rudal itu di Polandia.
Diketahui, awal pekan ini, Presiden Polandia Andz Duda mengumumkan mengirim tank Leopard 2 buatan Jerman ke Ukraina.
Pejabar Polandia menjelaskan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, yang masih harus disetujui Berlin, dimaksudkan tidak hanya untuk mendukung pasukan Kiev dalam konflik dengan Rusia. Namun, juga untuk menekan sekutu Warsawa agar mengikuti.
Jerman sejauh ini enggan mengimbau tank tempur utama tersebut. Kanselir Jerman Olaf Scholz telah berulang kali berargumen tidak ada negara NATO lain yang menyediakan persenjataan jenis ini untuk Ukraina.
Pada Kamis (12/01/2023), Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht menegaskan kembali Berlin belum membuat keputusan tentang pengiriman Leopard 2 untuk Ukraina. Dia mengatakan bahwa pendekatan yang tepat adalah dengan “tidak mengesampingkan apa pun.”