Potret Rumah Anak Bumi Parung Panjang, Komunitas Seni Rupa Berbasis Lingkungan dan Sosial

Anak-anak sedang belajar menggambar bersama di sekretariat Rumah Anak Bumi. (Foto: PARBOABOA/Hari Setiawan)

PARBOABOA, Bogor - Besarnya potensi, baik sumber daya manusia maupun alam di Desa Cibunar, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, membuat Ridwan Manantik tergerak membuat sebuah komunitas berbasis ekosistem seni rupa berbasis lingkungan, Rumah Anak Bumi (RAB).

"Saya melihat Parung Panjang sebagai sebuah wilayah yang mempunyai potensi yang sangat besar baik dari potensi manusia hingga alamnya, namun, seiring berjalannya waktu, saya mencoba berbagi mengenalkan dunia seni rupa di masyarakat sekitar, agar masyarakat mengetahui apa itu seni rupa," jelas Ridwan Mantik, pendiri Rumah Anak Bumi kepada PARBOABOA, Senin (17/07/2023).

Pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang juga seorang seniman itu membentuk Rumah Anak Bumi di 2013. 

Di awal pembentukannya, komunitas lingkungan itu hanya beranggotakan belasan orang yang merupakan warga dan generasi muda di sekitar tempat tinggalnya. Tujuannya, membuka wadah bagi kreativitas dan gerakan sosial yang berbasis lingkungan.

Selain itu, Ridwan tergerak membangun komunitas ini setelah melihat banyak anak-anak yang tinggal di Parung Panjang menghabiskan waktu hanya bermain tanpa arah. "Padahal, banyak kegiatan yang bisa dilakukan anak-anak ini," katanya.

Berbagai kegiatan sosial kemanusiaan pun turut dilakukan Rumah Anak Bumi, seperti mendirikan bank sampah serta melakukan penanaman pohon di bantaran kali Cibunar dan beberapa fasilitas umum di area perumahan dan tempat ibadah.

Sedangkan program reguler tiap hari minggu adalah melukis atau menggambar bareng di sekretariat Rumah Anak Bumi yang ada di samping kali dan jalur kereta Parung Panjang-Rangkasbitung, Banten.

"Kami juga pernah menebar 5 ribu ekor benih ikan, agar dengan tujuannya agar masyarakat menyadari dan bisa bersama-sama menjaga ekosistem kali dengan tidak meracuninya," kata Ridwan.

Aktivitas sosial lainnya yaitu membuka pameran seni rupa, membuat diskusi budaya, membuat agenda tahunan "Festival Pinggir Kali", membuat program pelatihan hingga membuat program masyarakat desa kreatif.

Ridwan berharap, Komunitas RAB tetap konsisten dan mengajak masyarakat terus mempertahankan tradisi merawat lingkungan dan menggalakkan seni rupa berbasis lingkungan tadi.

"Harapan saya satu yaitu tetap mempertahankan tradisi lokal di masyarakat, terutama di era digital saat ini dan masyarakat mampu beradaptasi dalam kondisi apapun," harapnya.

Komunitas RAB Jadi Contoh Baik di Masyarakat

Komunitas Rumah Anak Bumi membuka wadah bagi kreativitas dan gerakan sosial yang berbasis lingkungan. (Foto: PARBOABOA/Hari Setiawan) 


Pengamat Seni Rupa Jakarta, Aidil Usman melihat Komunitas Rumah Anak Bumi sebagai 'Candra di Muka' atau contoh baik di lingkungan masyarakat.

"Saya lihat perjalanan Rumah Anak Bumi ini sudah 10 tahun lamanya berdiri dengan membangun ekosistem seni dengan berbagai acara untuk melahirkan bentuk baru dari kesenian dan ada resonansi yang bergerak dari kawasan tersebut," katanya.

Aidil menilai, di dunia Seni Rupa ini perlu adanya implikasi sosial yang berdampak di masyarakat supaya ruang tersebut tumbuh.

"Seni itu harus mempunyai implikasi sosial di dalam dampak sosial itu yang bisa menjawab bagaimana ruang itu tumbuh ke depan, tentunya mempunyai aspek ekonominya, karena dari upaya-upaya itu butuh kesabaran dari komunitas ini membangun lingkungan sekitarnya," kata dia.

Aidil yang juga Ketua Seni Rupa Ibu Kota DKI Jakarta ini memberikan saran kepada Ridwan Manantik dan Komunitas RAB, untuk konsisten dan menjaga energinya menjawab tantangan yang ada di masyarakat saat ini.

"Saranku harus konsistensi menjaga spiritnya, menjaga energi. Energi ini dibangun dan digaungkan atau di resonansi ke berbagai pihak dan pasti hal itu akan memberi ruang yang tumbuh di kemudian hari, untuk menjawab tantangan yang akan ada di depan, sebab RAB ini bisa dikembangkan seni musik, seni lukis, industri kreatif, UMKM, seni lingkungan dan macam-macam kan bisa dikembangkan di sana," pungkasnya.

Editor: Kurnia
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS