Proyek Drainase Diterlantarkan, Masyarakat Marjanji Semakin Cemas

Teras rumah warga di Nagori Marjanji, Simalungun rubuh akibat proyek drainase yang terbengkalai (Foto: Parboaboa/ RobinS)

PARBOABOA, Simalungun – Terlantarnya proyek pengerjaan drainase di Nagori Marjanji, Embong, Kabupaten Simalungun membuat masyarakat sekitar mulai resah. Sebab, proyek tersebut perlahan-lahan merusak rumah mereka.

Salah satu warga di Nagori Marjanji, Joko mengaku bahwa rumahnya mulai mengalami kerusakan lantaran para pekerja proyek tersebut malah menelantarkan jembatan yang sudah dibongkar begitu saja. Apalagi pengerjaan drainase itu terjadi tepat di depan rumahnya.

“Ketika ada pekerjaan proyek drainase, jembatan itu dibongkar oleh pekerja proyek dengan drainase kurang baik. Setelah itu mereka melakukan pengorekan, namun malam harinya hujan deras. Terjadilah longsor dan bagian teras rumah rubuh,” ucap Joko kepada Parboaboa, Rabu (14/09/2022).

Joko pun mencoba melaporkan kejadian tersebut kepada salah satu pengawas proyek di wilayah itu. Ia mengatakan, pihak proyek berjanji akan secepatnya memperbaiki drainase. Namun, hingga kini proyek tersebut masih saja ditelantarkan

"Waktu saya temui pekerja itu, dia bilang akan dikerjakan hari Selasa atau Rabu, tetapi sampai sekarang belum dikerjakan. Jadi saya bingung mau melapor sama siapa lagi sekarang, karena sekarang yang kerja pun sudah tidak ada lagi. Saya takutkan, kalau hujan deras lagi bakal hancur rumah saya,” ujarnya

“Sebab, bagian teras itu kan sudah hancur dan kemaren kanopi itu sempat saya buat penyanggahnya dari bambu biar jangan jatuh," tambahnya

Joko pun berharap agar proyek pembangunan drainase bisa terselesaikan dengan cepat agar kerusakan yang dialami warga tidak semakin bertambah.

“Kalau memang jembatan itu menjadi tanggungjawab saya itu tidak menjadi masalah, yang penting parit ini cepat dikerjakanlah,” ucapnya.

Hal serupa juga dikeluhkan seorang warga pemilik warung kopi yang juga terkena dampak dari terbengkalainya proyek pembangunan drainase ini. Sebab, pembangunan tersebut menyebabkan jembatan yang ada di depan rumahnya harus dibongkar.

"Jembatan ini dibongkar bapak lagi tidak dirumah, kami cuma perempuan dirumah ini jadi gak bisa melarang keras. Ia mengatakan kalaupun dibongkar itu gak jadi masalah asal langsung dikerjakan. Dulu waktu buat jembatan itu saya habis tiga juta, dan itu uang adalah uang dari pensiun,” ucap ibu yang tidak mau dituliskan namanya.

 "Ketepatan waktu itu baru pensiun dapat uang, makanya bisa buat jembatan itu. Kalau sekarang dari mana lagi kami bisa buat jembatan itu," sambungnya.

Saat ditanyai soal keuntungan, penjual kopi tersebut mengaku bahwa para pelanggan sudah enggan datang ke warung kopinya lantaran tidak ada lagi akses untuk masuk ke warungnya.

"Gak ada lagi lah bang, orang sudah malas lah singgah karena gak ada jembatan mau masuk, Mana lagi jalan ini banyak debu, kecewalah bang,” ucapnya.

Sementara itu, Syaripuddin selaku Kepala UPT dinas PU cabang Siantar-Simalungun belum juga memberikan tanggapannya soal terlantarnya pembangunan drainase di Nagori Marjanji, Embong, Kabupaten Simalungun.

Tim Parboaboa juga telah mencoba menghubunginya via WhatsApp dan telepon seluler, namun sampai saat ini yang bersangkutan belum merespon.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS