PARBOABOA, Pematangsiantar - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (21/4/2022), memerintahkan pasukannya untuk tidak menyerbu kantung pertahanan terakhir pejuang Ukraina di Kota Mariupol yang sudah terkepung.
Akan tetapi, ia memerintahkan agar lokasi itu diblokir ketat sehingga "tidah seekor lalat pun yang bisa masuk".
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, seluruh bagian kota, kecuali kompleks pabrik baja Azovstal, telah dikuasai Tentara Merah.
Putin menilai tentaranya menorehkan kesuksesan. Pabrik baja Azovstal merupakan lini pertahanan terakhir pejuang Ukraina di Mariupol.
Kompleks pabrik baja yang membentang seluas 11 kilometer persegi itu menjadi saksi dramatis peperangan antara pejuang Ukraina melawan Rusia. Lokasi strategis itu juga merupakan simbol kesuksesan bagi kedua belah pihak.
Skala penderitaan yang terjadi di sana telah menjadi sorotan dunia. Kejatuhan kota pelabuhan Mariupol akan memberikan kerugian besar bagi Ukraina.
Jatuhnya Mariupol semakin memudahkan Rusia untuk menyempurnakan jalur darat antara Rusia dan Semenanjung Crimea yang dapat membebaskan pergerakan pasukan Rusia di Donbas.
"Tolong kami" Seorang komandan marinir Ukraina di Mariupol merilis pesan video pada Rabu pagi waktu setempat. Menurutnya, dia dan anak buahnya hanya punya waktu beberapa jam lagi.
Dalam video yang dikirim ke BBC dan media lain, Mayor Serhiy Volyna mengatakan pasukannya tidak akan menyerah.
Namun, dia memohon bantuan internasional untuk 500 prajurit yang terluka serta ratusan perempuan dan anak-anak yang bersembunyi bersama pasukannya di pabrik baja Azovstal.
"Ini adalah pesan terakhir kami di dunia ini. Ini mungkin yang terakhir. Mungkin waktu kami hanya tersisa beberapa hari atau beberapa jam lagi," kata Mayor Volyna.
"Pihak musuh mengerahkan unit-unit yang melebihi jumlah kami puluhan kali, mereka unggul di udara, artileri, pasukan infanteri, mesin-mesin, dan tank-tank," sambung komandan Brigade 36 Marinir itu.
Dia tidak menyebut berapa banyak tentara Ukraina yang tersisa di pabrik tersebut, namun menurutnya mereka "punya semangat juang yang hebat". Akan tetapi, kondisi mereka yang terluka "sangat buruk".
Pekan lalu Presiden Ukraina Voloymyr Zelensky mengatakan kepada BBC bahwa dia menyakini sebanyak 20.000 tewas di Mariupol akibat gempuran Rusia di kota itu. Jumlah itu belum termasuk orang-orang yang dibawa ke wilayah Rusia.
Moskow telah mengultimatum tentara Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata mereka pada Rabu pukul 11.00 GMT atau 17.00 WIB.
Peringatan itu diberikan setelah tetara Rusia mengepung sekitar 130.000 warga kota itu selama 50 hari. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan makanan, air bersih, dan obat-obatan, menurut wakil walikota.
Seiring terpojoknya militer Ukraina di Mariupol, yang diharapkan kini adalah kesepakatan untuk menciptakan koridor kemanusiaan demi mengevakuasi perempuan, anak-anak, dan kaum Lansia.
Ukraina berharap bisa mengirim 90 bus ke Mariupol pada Rabu untuk mengevakuasi 6.000 orang, kata Walikota Mariupol, Vadym Boichenko, kepada stasiun televisi nasional.