PABOABOA, Jakarta – Roket rezim Suriah membombardir kamp penampungan keluarga terlantar di Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak pada Minggu (6/11/2022).
Serangan udara itu sudah menghancurkan tenda pemukiman keluarga terlantar akibat konflik di barat laut Suriah.
Dilaporkan, sebanyak 9 orang tewas. Dari sembilan orang korban tewas itu, tiga di antaranya adalah anak-anak. Selain itu, sebanyak 75 orang lainnya mengalami luka-luka ketika lebih dari 30 roket meledak di beberapa daerah, termasuk kamp-kamp sebelah barat kota Idlib di barat laut Suriah.
Serangan itu menjadi pelanggaran terbaru dari gencatan senjata yang dicapai antara Rusia dan Turki pada Maret 2020.
Menurut Observatorium Suriah, tembakan roket itu terjadi sehari setalah lima anggota pasukan Suriah tewas dalam insiden penembakan oleh kelompok yang berafiliasi dengan HTS.
"Korban tewas termasuk tiga anak di antara tujuh warga sipil, dan dua orang tak dikenal," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, yang memiliki jaringan luas sumber di lapangan, seperti dilansir AFP, Senin (7/11/2022).
Pemberontak diketahui menargetkan posisi pemerintah sebagai pembalasan atas serangan tersebut.
Seorang koresponden AFP melihat tenda-tenda tipis hancur dan terbakar, serta banyaknya noda darah dan puing-puing roket di tempat kejadian.
Selain itu, ia juga melihat ada mayat dua orang gadis yang masih muda berada di rumah sakit dekat lokasi tersebut.
Seorang warga, Abu Hamid, mengatakan serangan roket Suriah terdengar saat warga sedang bersiap untuk beraktivitas di pagi hari. Menurutnya, saat itu anak-anak merasa ketakutan dan histeris akibat mendengar serangan roket tersebut.
"Anak-anak ketakutan dan mulai berteriak," kata pria berusia 67 tahun itu.
"Kami tidak tahu ke mana harus pergi. Itu bukan satu atau dua roket, tapi selusin. Pecahan pelurunya terbang dari segala arah. Kami tidak tahu bagaimana melindungi diri kami sendiri," ujarnya.