Pengadilan Rusia belum lama ini dikabarkan melarang Samsung mengimpor serta menjual 61 ponsel di Rusia. Hal ini disebabkan oleh masalah pelanggaran hak cipta terkait sistem pembayaran digital Samsung Pay.
Masalah tersebut berawal dari gugatan perusahaan yang berbasis di Swiss, SQWIN SA. Perusahaan itu mengklaim bahwa Samsung Pay telah melanggar paten sistem pembayaran elektronik miliknya, yang didaftarkan di Rusia.
Awalnya, seseorang yang bernama Victor Gulchenko menemukan sistem transaksi online. Selanjutnya, temuan Gulchenko itu dipatenkan di Rusia dengan sebutan "Sistem Pembayaran Elektronik".
Outlet media Rusia RIA melaporkan, paten tersebut dipegang oleh perusahaan yang berbasis di Swiss, yaitu SQWIN SA. Tanggal pendaftaran paten ditunjukkan pada tanggal 23 April 2019, sedangkan tanggal mulai berlakunya paten adalah tanggal 2 Desember 2013.
SQWIN SA selaku pemegang paten mengklaim bahwa layanan Samsung Pay ini mengajukan paten pada 2013 silam untuk yang dibuatnya. Kemudian, pada April 2019, perusahaan yang berbasis di Swiss, yaitu SQWIN SA mendaftarkan haknya atas penemuan Gulchenko yang disebut "Sistem Pembayaran Elektronik" itu.
Kemudian, SQWIN SA mengklaim layanan Samsung Pay berjalan di atas sistem pembayaran elektronik miliknya yang telah dipatenkan. Inilah alasan SQWIN SA menggugat Samsung dengan tuduhan telah melanggar paten "Sistem Pembayaran Elektronik".
Deretan ponsel yang masuk dalam daftar tersebut beragam, mulai dari ponsel layar lipat terbaru Samsung Galaxy Fold 3 dan Galaxy Z Flip 3, sampai ponsel lawas seperti Galaxy J5 yang diluncurkan tahun 2017, seperti dikutip dari Phone Arena, Minggu (24/10/2021).
Dalam putusan pada 19 Oktober, Pengadilan Arbitrase Moskow membuat daftar 61 model ponsel Samsung yang menjalankan Samsung Pay termasuk Galaxy Z Fold3 dan Z Flip3.
Samsung sendiri telah mengajukan banding atas keputusan tersebut dan belum dilarang secara hukum untuk menghentikan penjualan ponselnya.
Keputusan pengadilan, tertanggal 27 Juli, menguatkan klaim SQWIN SA tetapi tidak mencantumkan perangkat yang dimaksud. Ini membuat SQWIN SA mengajukan banding pada Agustus, seperti dikutip dari Reuters beberapa waktu lalu.
Putusan pengadilan pada Oktober menyatakan bahwa putusan tambahan dapat diajukan banding dalam waktu satu bulan setelah adopsi.
Perwakilan Samsung mengatakan pihaknya sudah mengajukan banding dan menolak untuk berkomentar lebih jauh. Saat ini putusan pengadilan tersebut masih belum berlaku.
Berdasarkan data Counterpoint Research, Samsung merupakan vendor ponsel terbesar kedua di Rusia dengan pangsa pasar sebesar 29,9% di kuartal pertama tahun 2021. Di peringkat pertama ada Xiaomi dengan pangsa pasar 31%.
Sampai saat ini, Samsung Pay dilaporkan menjadi salah satu sistem pembayaran online elektronik paling populer di Rusia, yakni sebanyak 17 persen. Sedangkan, Google Pay (32 persen) dan Apple Pay (30) jadi dua layanan pembayaran elektronik paling banyak digunakan di Rusia.