PARBOABOA, Jakarta - Migrain sering kali menjadi salah satu penyebab terganggunya aktivitas sehari-hari. Karena saat kambuh, sakit kepala ini biasanya berlangsung selama 4–72 jam.
National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) menjabarkan, migrain merupakan jenis sakit kepala yang ditandai dengan nyeri berdenyut di satu sisi kepala.
Migrain sering terjadi berulang dengan intensitas nyeri sedang hingga berat.
Dilansir dari Mirror, ada sekitar 190.000 dari warga Inggris terserang migrain setiap harinya. Selain itu, lebih dari enam juta orang Inggris dilaporkan menderita migrain.
Saat migrain menyerang, pasien biasanya juga akan merasa mual, terkadang muntah, kepekaan terhadap cahaya, suara, dan/atau rangsangan sensorik lainnya.
Pemicu Migrain
Penasihat medis di Vitality Inggris, Dr. Johal mengatakan migrain cenderung diturunkan dalam keluarga atau hubungan genetik.
Meski demikian, bagi sebagian pasien, terjadinya migrain juga bisa dipicu oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal berasal dari diri sendiri, sementara faktor eksternal misalnya pola konsumsi, jenis makanan hingga lingkungan.
Dr. Johal menyebut, ada beberapa pemicu yang mungkin tidak bisa dihindari sepenuhnya.
Ini merupakan faktor internal semisal keadaan emosi tertentu seperti perasaan stres, cemas atau bahkan depresi.
Sementara faktor eksternal terkait pola konsumsi misalnya melewatkan makan saat sudah waktunya dan dehidrasi bisa memicu migrain.
Selain itu, jenis makanan yang mengandung kafein, alkohol, gluten, cokelat, keju, jeruk juga dapat menjadi biang keladi kambuhnya sakit kepala ini.
Dia mencontohkan, cokelat bisa memicu migrain karena mengandung kafein, tyramine, dan phenylethylamine.
Zat-zat ini dapat mempengaruhi pembuluh darah dan otak, sehingga memicu migrain pada mereka yang memang rentan.
Selanjutnya lingkungan yang kurang sehat dan nyaman juga bisa memicu kambuhnya migrain.
Misalnya saat berada di lingkungan yang berbau sangat kuat, terlalu terang karena cahaya, penuh asap rokok hingga area dengan perubahab suhu yang drastis.
Maka dari itu, disarankan bagi penderita harus sebisa mungkin menghindari pemicu migrain sembari tetap menjalani gaya hidup sehat.
Selain itu, pasien juga harus menjalin komunikasi dengan ahli kesehatan bila merasakan sakit kepala yang tak tertahankan.