PARBOABOA - Kaum remaja yang tumbuh pada pertengahan tahun 2010-an, maka nama “Omegle” mungkin sudah tidak asing lagi di telinga. Namun, ada kabar buruk yang datang dari perusahaan ini.
Omegle didirikan oleh Leif K-Brooks. Dia mendirikan Omegle saat berusia 18 tahun. Tak hanya sebagai founder, K-Brooks juga editor Wikipedia dan berkontribusi pada proyek software sumber terbuka.
K-Brooks mengatakan internet membuka pintu menuju dunia yang jauh lebih besar, beragam, dan dinamis dibanding yang dibayangkannya, sebagaimana dikutip dari Timesonnews.
"Ini dimaksudkan untuk membangun hal-hal yang saya sukai tentang internet sambil memperkenalkan suatu bentuk spontanitas sosial yang saya rasa tidak ada di tempat lain. Jika internet perwujudan dari 'desa global,' Omegle dimaksudkan sebagai cara berjalan di desa, memulai percakapan dengan orang yang ditemui di sepanjang jalan," kata K-Brooks.
Dulu, Omegle menjadi situs chat ikonik sekaligus kontroversial. Omegle menjadi ikonik di zaman 2010-an karena pada masa itu fitur panggilan video meraja-lela di aplikasi perpesanan/media sosial. Di Omegle, pengguna bisa mengobrol dengan orang asing secara acak alias random.
Salah satu pertanyaan khas saat bertemu stranger di video chat Omegle adalah "ASL?". Pertanyaan ini merujuk pada age (umur), sex (jenis kelamin), dan location (lokasi/negara).
Dalam pernyataan tertulisnya, K-Brooks mengungkapkan bahwa Omegle sangat menjunjung tinggi anonimitas.
Makanya, di Omegle, pengguna tidak perlu membuat akun, apalagi memasukkan e-mail, nomor telepon, dan sebagainya.
Namun, karena anoniminitas tersebut, Omegle menjadi tidak memiliki proses verifikasi pengguna yang lebih ketat untuk menekan konten yang tidak pantas dan penyalahgunaan layanan.
Untuk menggunakan Omegle, pengguna tinggal pergi ke URL omegle.com lalu mengeklik opsi "Talk" di halaman awal Omegle.
Dengan begitu pengguna akan dihubungkan dengan stranger. Pengguna bisa mengeklik "next chat" kapanpun untuk menyudahi percakapan dan disambungkan dengan orang asing baru.
Di sisi lain, Omegle telah lama dikenal sebagai situs video chat yang kontroversial dan dilingkupi citra negatif semasa hidupnya.
Pasalnya, banyak pengalaman pengguna Omegle yang menceritakan terhubung dengan stranger yang tampil tak senonoh di depan kamera dan mendapatkan perilaku yang tak diinginkan ketika berbincang.
Karena masalah keamanan, moderasi, dan privasi itu, Omegle sudah lama diblokir dan masuk daftar internet positif di Indonesia.
Hingga ditutup per 8 November 2023, Omegle juga masih diblokir dan tak bisa diakses secara bebas di Tanah Air.