Siantar Masih Menunggu Hasil Laporan IKT 2022 SETARA Institute

Grafis Rekapitulasi Indeks Kota Toleransi (2015-2021). (Foto: SETARA Institute diolah PARBOABOA)

PARBOABOA-Pemerintah Kota Pematang Siantar menerima kuesioner SETARA Institute terkait Indeks Kota Toleran, Februari 2023 silam. Hingga detik ini, Siantar masih menunggu laporan SETARA Institute posisi peringkatnya.

“Kita masih menunggu hasil SETARA Institute. Kita di posisi mana hasil laporan mereka. Itu yang kami tunggu-tunggu sekarang,” ungkap Kepala Bidang Ideologi dan Kebangsaan Kesbangpol Pemerintah Kota Pematang Siantar, Gilbert Ambarita, Sabtu 15 April 2023.

Padahal, beberapa kurun waktu Pemerintah Kota (Pemko) Siantar masuk kategori 10 Kota Toleransi Tertinggi. Ringkasan eksekutif SETARA Institute Indeks Kota Toleran 2021 mendata pada 2015, 2017, dan 2018.

Siantar meredup masuk kategori Kota Toleransi Tertinggi pada 2020, 2021,dan 2022. Pada tahun itu juga, Siantar tidak masuk kategori sebagai Kota Toleransi Terendah.

“Untuk menjawab itu, pemerintah kota belum menerima hasil terkait tentang apa yang kami jawab dari kuesioner itu. Itu yang kami tunggu sekarang,” ujar Gilbert Ambarita tidak berani menduga-duga alasan tidak masuk kembali 10 Kota Toleran Tertinggi di Indonesia.

“Yang pasti itu hasilnya yang belum kami terima, posisi mana kita. Dan untuk pasti waktunya yang mengirimkan itu bagian Tapem (Bagian Tata pemerintahan) kepada SETARA Institute,” jelasnya di Kantor Kesbangpol Pemko Pematang Siantar,” tambahnya lagi.

Pemko Siantar mendorong masyarakat sipil terlibat mendukung toleransi di Siantar. Etnis di Siantar terdata sebanyak 15 etnis. Semua etnis tersebut tergabung dalam Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat atau Forkala.

Misalkan aset Pemko Pematang Siantar menjadi tempat perayaan-perayaan hari-hari keagamaan di Lapangan Adam Malik.

Menurut Gilbert, Pemko Siantar yang memfasilitasi dan memudahkan kegiatan keagamaan. Seperti saat aset milik pemerintah menjadi tempat kegiatan keagamaan tersebut.

Serta bantuan-bantuan berupa dana yang sesuai anggaran berasal dan dilihat kemampuan daerah.

“Itu ya Pemko sangat peduli itu,” jelasnya.

Pemko Siantar juga mendorong Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB Kota Pematang Siantar memberikan edukasi dan sosialisasi merawat toleransi .

“Khusus ya di Kota Pemko Siantar, balik lagi ada yang minta tidak dipenuhi. Kita melihat anggaran atas kemampuan keuangan daerah sendiri,” ungkap Gilbert Ambarita kepada Parboaboa.

SETARA Institute mengeluarkan hasil penelitian Indeks Kota Toleran disingkat IKT 2022, Kamis 6 April 2023. Kota Toleransi tertinggi dan Kota Toleransi Terendah.

Hasil studi SETARA Institute untuk validitas data hasil scoring. Mereka melakukan tiga teknik sekaligus. Biar validitas data hasil scoring. (Lihat: Negara Harus Hadir Dalam Konflik Intoleransi)

Pertama triangulasi sumber, kedua hasil self-assessment pemerintah-pemerintah kota melalui kuesioner disebarkan, serta ketiga Experts meeting series atau pertemuan serial para ahli untuk mengkonfirmasi data sementara hasil score.

Parboaboa ketika bertanya mengenai soal Imlek Fair awal tahun 2023. Hal tersebut terkait studi SETARA Institute menetapkan 4 variabel dengan 8 indikator sebagai alat ukur.

Yaitu: Regulasi Pemerintah Kota (Indikator 1: Rencana pembangunan dalam bentuk RPJMD dan produk hukum pendukung lainnya dan indikator 2: Kebijakan diskriminatif).

Tindakan Pemerintah (Indikator 3: Pernyataan pejabat kunci tentang peristiwa intoleransi dan indikator 4: Tindakan nyata terkait peristiwa).

Regulasi Sosial (Indikator 5: Peristiwa intoleransi dan indikator 6: Dinamika masyarakat sipil terkait peristiwa intoleransi).

Demografi Agama (Indikator 7: Heterogenitas keagamaan penduduk dan indikator 8: Inklusi sosial keagamaan).

“Imlek Fair untuk penanganannya itu sudah selesai,” tutur Gilbert Ambarita.

“SETARA menetapkan 4 variabel dengan 8 indikator sebagai alat ukur. Ini menjadi salah satu bahan ke depan Pemko berbenah diri menjadi nominasi kota toleransi. Bentuk dorongan lebih baik,” tambahnya lagi.

***
Siantar tidak mendapatkan peringkat kategori kota toleran bukan karena nilai toleransi di Siantar rendah. Apalagi FKUB Kota Pematang Siantar mengetahui riwayat Siantar pernah masuk peringkat 10 besar Kota Tertinggi Toleransi se-Indonesia.

“Pada waktu kita juara dari Palembang. Irian pernah datang kemari dan belajar dari kita,” ungkap Ketua FKUB Kota Pematang Siantar, H. M Lubis, Kamis 13 April 2023 kepada Parboaboa.

“Ternyata mereka pulang ke kampung. Mereka mengaplikasikan apa yang mereka lihat dari Kota Siantar. Sementara kita jalan ditempat,” tambahnya lagi.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Pematang Siantar, H. M Lubis. (Foto: PARBOABOA/Patrick Damanik)

FKUB Siantar memastikan tidak pernah terjadi gesekan agama antar Islam ke Kristen, Kristen ke Hindu, dan lainnya. FKUB selalu mengimbau siapa pun jangan sampai mengusik agama dan kepercayaan orang lain.

“Di Siantar ini ada namanya kalau Bahasa Bataknya sistemnya Dalihan Na Tolu. Adanya orang yang agamanya Islam mertuanya Kristen. Adanya yang agamanya Kristen tapi mertuanya agama Hindu. Tidak mungkinkan melawan mertuanya,” tutur H. M Lubis sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia Siantar.

***
Perwakilan Umat Buddha Indonesia di Siantar berpandangan sama FKUB Siantar. Siantar “posisi” tahun ini tidak turun, tetapi juga tidak naik. Bila menyoal kondisi Siantar menjalankan toleransi.

“Ibaratnya kita pernah menjadi nomor 1, 2, 3 keadaannya stagnan. Sedangkan kota-kota lain yang mendapatkan rangking 1, 2 dan 3 mereka malah meningkat lagi,” ungkap Sekretaris Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siantar, Chandra, Sabtu 15 April 2023.

Sekretaris Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Pematang Siantar, Chandra (Foto: PARBOABOA/Halima)

Sampai saat ini, Walubi Siantar merasakan tidak pernah terdengar konflik umat beragama di Siantar.

“Jadi kegiatan beragama masing-masing agama berjalan lancar-lancar saja. Dan hampir tidak ada terdengar adanya masalah di kegiatan ibadah agama lain,” ungkap Chandra, kepada Parboaboa.

Hasil laporan IKT 2022 oleh SETARA Institute. Walubi Siantar mendorong masyarakat dan Pemko Pematang Siantar. Biar bersama-sama meningkatkan atau menambah kegiatan berhubungan toleransi agama.

“Saya rasa, untuk Pemko Siantar disini sudah cukup bagus merencanakan planing untuk toleransi beragama. Karena hampir seluruh kegiatan keagamaan lain Pemko ikut terlibat,” tutur Chandra, juga Wakil Ketua Majelis Umat Buddha Mahayana Indonesia disingkat Majubumi.

Reporter: Putra Purba, Patrick Damanik, dan Halimah Tusaddia

Editor: Fery Sabsidi
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS