PARBOABOA, Medan - Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan angka prevalensi stunting di Sumatra Utara (Sumut) turun 4,7 persen, menjadi 21,1 persen, dari sebelumnya 25,8 persen pada 2021.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumatra Utara (Sumut), Nawal Lubis menyebutkan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Sumut turut ambil bagian dalam penurunan stunting di wilayah tersebut.
Nawal menuturkan, pencegahan stunting bisa dilakukan mulai dari menjaga kebersihan lingkungan, mengajak ibu yang memiliki balita untuk datang ke posyandu dan tidak melakukan pernikahan dini.
"Sehingga target prevalensi stunting di Sumut sebesar 14 persen bisa tercapai, pada tahun 2024 nanti," ujar Nawal Lubis, yang juga pembina BKOW Sumut di Medan, Selasa (31/1/2023).
Terkait hal itu, berbagai upaya percepatan penurunan stunting telah dilakukan Pemerintah Provinsi Sumut, mulai dari pembangunan sanitasi, jamban, hingga intervensi gizi untuk ibu hamil dan balita.
Nawal berharap BKOW bisa hadir menyosialisasikan bagaimana masyarakat bisa meningkatkan kepedulian untuk bersama menurunkan prevalensi stunting di Sumut.
"BKOW itu kan ada di Kabupaten/Kota dan saya berharap bisa terus menyosialisasikan kepada masyarakat upaya pencegahan stunting," jelasnya.
Nawal turut mengapresiasi langkah BKOW Sumut yang turut mendukung program pemerintah yang masuk menjadi salah satu program prioritas kerja BKOW di 2023.
Ketua BKOW Sumut, Fahrizar Iskandar menambahkan, program kerja BKOW Sumut di 2023 ini salah satunya membantu pemerintah menekan penurunan stunting di Sumut.
"BKOW akan menyosialisasikan, saat ini ada 72 organisasi perempuan yang tergabung dalam BKOW, sehingga kita harapkan menjadi kekuatan perempuan di Sumut untuk ikut berkontribusi menurunkan angka stunting di Sumut," pungkasnya.