Terkait Perjanjian Politik Prabowo-Anies-Sandi, Gerindra: Engga Tertarik, Itu Engga Penting

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman saat memberikan komentar perihal KUHP yang baru ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (03/01/2023). (Foto: gerindra.id)

PARBOABOA, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman buka suara soal isu perjanjian politik antara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) terkait Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada tahun 2017.

Habiburokhman mengatakan bahwa hal tersebut tidak menarik perhatian untuk partainya hingga dianggap tidak penting.

"Kami enggak tertariklah isi perjanjian. Itu enggak penting bagi kamilah," ujar Habiburokhman dalam keterangannya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (31/01/2023).

Pasalnya, kata Habiburokhman yang paling penting saat ini adalah Prabowo Subianto maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan memenangkan kursi RI-1 selanjutnya menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Selain itu, ia mengaku tidak mengerti perihal perjanjian politik itu, karena kalaupun ada, lanjutnya, tak lebih dari sebuah gentlemen agreement dan bukan perjanjian hukum.

"Kalaupun ada, itu lebih pada gentleman agreement. Itu semacam bukan perjanjian hukum, dan lebih mengingat secara moral. Kalau (perjanjian) mau dipatuhi ya monggo, kalau enggak mau dipatuhi ya siapa yang mempermasalahkan?" tutur Habiburokhman.

Ketua Umum Partai Gerindra kemudian meminta agar semua pihak untuk tidak membesar-besarkan isu tersebut. Ia juga meminta agar pihaknya agar tak terpengaruh dan terus fokus saja pada tujuan untuk memenangkan Prabowo di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

"Sudahlah. Sekarang kami fokus pada bagaimana memenangkan Prabowo sebagai Presiden 2024," pungkasnya.

Pernyataan soal Perjanjian Politik

Sebelumnya, dalam podcast Akbar Faizal Uncensored, Sandiaga Uno menyatakan bahwa Anies Baswedan mempunyai perjanjian politik dengan Prabowo Subianto.

Perjanjian itu juga, lanjut Sandiaga, diketahui oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon dan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan melibatkan tiga pihak, yakni dirinya, Prabowo, dan Anies.

"Saya, Pak Prabowo, dan Pak Anies. Dan saat itu yang nge-draft dan ditulis tangan sendiri oleh Pak Fadli Zon dan setau saya sekarang (perjanjian) juga dipegang oleh Pak Dasco," kata Sandiaga dalam keterangannya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/01/2023).

"Jadi nanti mungkin Pak Dasco atau Pak Fadli yang mungkin bisa memberikan keterangan karena itu juga menyangkut ada sisi Pak Prabowo dan Pak Anies," lanjutnya.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS