PARBOABOA, Jakarta - Otoritas Turki telah mengakhiri upaya penyelamatan dan evakuasi korban dua minggu setelah gempa berkekuatan 7,8 skala richter mengguncang negara tersebut. Keputusan tersebut diambil di saat laporan warga yang masih hilang pasca gempa yang mengguncang pada Senin (6/02/2023) lalu masih menumpuk.
Selain itu, keputusan tersebut cukup mengingat tim pencari masih menemukan warga yang hidup di bawah reruntuhan gedung. Pada pencarian yang dilakukan Sabtu (18/02/2023) kemarin, pasangan suami istri ditarik dari reruntuhan dalam keadaan selamat di kota Antakya, Turki selatan. Tiga anak pasangan itu juga ditemukan, namun sudah tidak bernyawa.
Kepala Badan Penanganan Bencana Turki, Yunis Sezer, mengatakan, saat ini pencarian hanya berlanjut di provinsi Kahramanmaras dan Hatay, dua wilayah yang paling terdampak gempa.
Dia merinci, pencarian dilakukan di empat gedung yang rata dengan tanah di kedua wilayah tersebut.
"Di banyak provinsi kami, upaya pencarian dan penyelamatan telah selesai. Mereka berlanjut di provinsi Kahramanmaras dan Hatay," kata kepala badan penanggulangan bencana Turki Yunus Sezer, dilansir AFP, Senin (20/2/2023).
Menurut data terbaru, bencana alam ini memakan korban jiwa hingga 41.020 orang. Sementara di negara tetangganya, Suriah, dilaporkan korban mencapai 5.800 orang. Dengan demikian, total korban meninggal di dua negara mencapai 46.820 ribu jiwa.